Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Video mabuk kecubung viral dari Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu. Video menjadi perbincangan karena puluhan pelaku mabuk itu harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Banjarmasin. Meski belakangan disampaikan kalau penyebab mabuk dalam video itu adalah pil putih tanpa merek, masyarakat tetap diingatkan akan efek dari memakan buah kecubung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, mengatakan kecubung memang bisa menimbulkan efek halusinasi layaknya zat psikotropika--seperti yang semula diduga terjadi pada puluhan pelaku mabuk di Kalimantan Selatan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inggrid menyebut, kecubung termasuk dalam spesies Datura metel dan tumbuh banyak di Indonesia hingga India. Di daerah lain, misalnya benua Amerika, ada pula spesies sejenis kecubung dengan nama Datura stramonium. Jenis tanaman ini pun memiliki efek yang sama dalam hal efek menimbulkan halusinasi.
"Semua bagian dari kecubung ini menyebabkan mabuk. Bisa menimbulkan hilang kesadaran dan halusinasi penglihatan, seolah-olah sesuatu yang tidak ada itu tampak nyata," tutur Inggrid dalam diskusi bertajuk Kecubung Racun dan Obat, Sabtu, 20 Juli 2024.
Inggrid menunjuk dampak halusinasi yang dirasakan oleh 56 warga di Kalimantan Selatan itu sama halnya dengan mengonsumsi kecubung. "Kecubung itu biasanya dipakai oleh pecandu narkoba, ketika barang yang diinginkan dia tidak didapat, maka kecubung dijadikannya sebagai alternatif."
Menurut Inggrid pula, kecubung kerap digunakan untuk mabuk-mabukan sejak zaman dulu. Termasuk digunakan sebagai pelengkap ritual ketika menggelar upacara keagamaan atau kepercayaan tertentu.
"Orang-orang dulu, memakai kecubung ini supaya menambah kekhusyukan saat upacara keagamaan. Dianggap bisa mampu lebih fokus, seperti kemasukan roh halus lah bahasanya kitanya," ucap Inggrid, sembari menyebut, "Efek ini disebabkan oleh senyawa alkaloid, atropin dan skopolamin, yang terkandung di dalam buah kecubung."
Dijelaskan Inggrid, efek racun kecubung dapat bervariasi tergantung pada dosis, cara konsumsi, dan kondisi kesehatan individu. Gejala keracunan, disebutkannya, biasanya muncul dalam waktu 30 menit hingga 2 jam setelah konsumsi, dan dapat bertahan selama berhari-hari.
Inggrid memperingatkan, penggunaan kecubung, baik secara oral, dihirup, maupun dioleskan pada kulit, dapat membahayakan kesehatan. "Racunnya dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara, sehingga perlu kewaspadaan tinggi untuk menghindarinya."
Pilihan Editor: Bocoran Harga dan Spesifikasi iPhone SE 4