Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kecubung merupakan salah satu buah yang fenomenal. Pasalnya, buah ini dapat memberikan efek mabuk dan halusinasi. Karena itu, kecubung sebaiknya tidak dikonsumsi.
Dikutip dari epository.um-surabaya.ac.id, kecubung masuk ke dalam anggota famili Solanacea dengan julukan terompet setan atau Devil’s Trompet. Hal ini karena buah kecubung mengandung beberapa senyawa yang dapat membahayakan tubuh.
Melansir Laporan Khusus dari RSUD Kota Surakarta, tanaman ini mengandung alkaloid belladonna, mayoritas atropin, dan skopolamin. Hampir sebagian besar bagian tanaman ini mengandung senyawa ini, terutama di bagian bunga, batang, dan buah (benih). Konsentrasinya pun beragam, tergantung spesies, iklim, dan cuaca.
Namun, kandungan tanaman ini sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika. Sebagian besar penyalahgunaan buah ini dilakukan dengan konsumsi bagian buah (benih) dengan kandungan alkaloidnya mencapai 3,4 miligram dalam satu gram.
Atropin berkompetisi dengan asetilkolin dalam berikatan dengan reseptor muskarinik, sehingga menimbulkan efek antimuskarinik atau krisis antikolinergik. Pengaruh yang diberikan pun beragam, mulai dari halusianasi, agitasi, atau eksitasi.
Gejala yang ditimbulkan dari konsumsi buah kecubung secara berlebihan berbeda-beda. Gejala akan muncul setelah 30-60 menit sesudah terpapar. Gejala ini bisa sembuh dengan sendirinya dan tidak membahayakan nyawa. Tetapi, dalam kasus besar, dapat menyebabkan gagal napas dan kolaps kardiovaskular. Selain itu, rhabdomyolisis dan hepatitis fulminan juga dapat berlangsung.
Kecubung sejatinya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan bila dikonsumsi dengan benar. Melansir eprints.ums.ac.id, bunga kecubung memiliki khasiat untuk mengatasi antiasmatik (obat sesak napas), penghilang nyeri haid (analgesik), dan sakit perut.
Pilihan Editor: 4 Kiat Mengatasi Halusinasi agar tak Makin Parah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini