Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Donor masa depan

Hemoglobin, bagian sel darah merah, ditemukan pada akar pohon trematomentosa. Perlu waktu sebelum bisa menggunakannya untuk transfusi. Hasil riset lembaga penelitian fisiologi tanaman industri, australia.

27 Februari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DONOR darah selama ini harus dari manusia. Darah sintetis sejauh ini masih dalam taraf percobaan. Namun, sebuah sumber baru tampaknya bisa diharapkan. Hemoglobin, bagian penting sel darah merah, belum lama ini ditemukan pada akar pohon Trema tomentosa. Jelas, penemuan ini tak bisa dianggap sepele. Prestasi itu mematahkan pendapat klasik yang mengatakan bahwa tanaman tak memiliki kemampuan mensintesa darah atau bagian-bagiannya. Hemoglobin pada sel-sel akar pohon Trema - yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis - dalam hasil riset ahli fisiologi pada Lembaga Penelitian Fisiologi Tanaman Industri di Canberra, Australia, terbukti memiliki fungsi yang sama dengan hemoglobin pada darah manusia: sebagai alat transpor oksigen. Berdasarkan analogi atas mekanisme transpor oksigen antarsel dan identifikasi kromoson, para ahli ilmu faal itu membuat kesimpulan yang agak kontroversial. "Keberadaan gen yang mengendalikan pembuatan hemoglobin itu bersifat universal, gen itu ada pada kebanyakan tumbuhan," kata seorang dari kelompok fisiolog Canberra itu. Struktur kimia hemoglobin yang ditemukan pada sel-sel flora itu ternyata mirip hemoglobin manusia. Molekul makro pada tumbuhan itu memiliki empat rantai protein yang saling membelit, dan membentuk bangunan menyerupai kubus. Setiap rantai itu menggandeng sebuah molekul oksigen, yang setiap saat siap dilepaskan demi kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Oksigen dikait oleh hemoglobin pada organ paru-paru. Ketika dalam perjalanan mengelilingi tubuh itu hemoglobin melepas oksigen sedikit demi sedikit, dan diberikan kepada sel-sel tubuh. Dalam perjalanan pulang ke jantung, molekul hemoglobin itu mengangkut gas-gas karbon dioksida (CO2) untuk dibuang di paru-paru. Berikutnya gas asam arang ini keluar dari sistem tubuh melalui pernapasan. Pada darah manusia, hemoglobin terserak pada cairan sitoplasma dalam sel darah merah, di luar inti sel (nukleus). Darah merah sendiri (eritrosit) berbentuk seperti cakram, dengan diameter 8 mikron (8/1.ooo mm) dan tebalnya 2 mikron. Inti sel darah merah ini dikenal sebagai pabrik hemoglobin. Dalam setiap 100 cc darah orang dewasa rata-rata ditemukan 15 gram hemoglobin. Eritrosit dalam darah menempati porsi 40-45%. Sedangkan darah putih, yang berperan menjaga "keamanan" tubuh dari berbagai infiltran, jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding eritrosit. Setiap satu milimeter darah diperkirakan terdapat 4,5--5 juta unit eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putihnya hanya 1.000--5.000 unit. Kenyataannya, hemoglobin memang hanya bagian kecil dalam darah. Namun, bila kelak bahan kimia alamiah itu bisa diproduksi dengan biaya yang rendah, kemungkinan penggunaannya sebagai bahan alternatif transfusi memang terbuka lebar. "Secara teoretis, transfusi itu dengan hemoglobin buatan memang mungkin dilakukan," kata dr. Zubaeri, ahli darah dari RSCM. Transfusi dengan larutan hemoglobin buatan itu bisa dikenakan pada kasus-kasus kecelakaan atau operasi bedah. Akibat samping? "Nah, itu dia. Penemuan itu masih berada di hulu. Untuk bisa diterapkan dalam dunia kedokteran masih memerlukan tahapan-tahapan panjang," tambah Zubaeri. Tahapan yang diperlukan memang maslh berderet. Setidaknya, harus ditemukan cara yang efisien untuk mengisolasi hemoglobin dari sel tumbuhan itu secara murni. Berikutnya, harus ada pembuktian bahwa hemoglobln itu bisa berperan sebagai alat transpor oksigen, gas asam arang, dan nutrisi pada jaringan mamalia. Yang paling penting, harus dibuktikan bahwa hemoglobin itu tak memillki antigen. Jika terdapat antigen, "Bisa menimbulkan reaksi penolakan oleh tubuh," ujar Zubaeri. Jika reaksi semacam itu terjadi, berarti hemoglobin buatan telah diperlakukan sebagaimana benda asing, yang mengancam keharmonisan sistem tubuh. P.T.H.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus