Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Durian Pot

31 Agustus 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKITAR seratus bibit pohon durian merah berjejer di dalam kios UD Agro Banyuwangi di Jalan Brawijaya, Jawa Timur. Di bawah jaring pelindung matahari, tinggi bibit durian berusia setahun itu rata-rata satu meter. Harganya menyentak: Rp 2,5 juta.

Tentu karena durian ini bukan durian biasa. Eko Mulyanto, pendiri Pusat Penelitian dan Pengembangan Durian Merah Banyuwangi, mengembangkan bibit durian itu agar bisa ditanam di pot sehingga penghuni apartemen yang tak punya lahan pun bisa memiliki buah semlohah ini.

Eko, lulusan Jurusan Fisiologi Tanaman Institut Pertanian Bogor, mencontoh Jepang, yang mengembangkan segala tanaman secara hidroponik karena negara itu tak subur dan ruang kian penuh oleh gedung. Eko bersama kawan-kawannya intens meneliti bibit durian merah Banyuwangi sejak 2007. Ada 62 varian durian merah yang tumbuh di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini.

Durian merah Banyuwangi diduga hasil persilangan alamiah antara durian merah spesies Durio?graveolus dari Kalimantan dan?Durio?zibhetinus (putih atau kuning). Durian merah Banyuwangi terkenal manis karena didukung kondisi geografis yang lebih lengkap dibanding Kalimantan, yakni mendapat sinar matahari penuh, dekat dengan laut, suplai air cukup, serta kandungan sulfur pegunungan Ijen yang terlarut di aliran sungai dan tanah.

Baru pada 2010, Eko mengembangbiakkan bibit durian di dalam pot. Caranya dengan mengawinsilangkan bibit durian dari dua jenis. Dari 200 bibit, hanya lima pohon yang hidup dan berbuah dalam empat tahun. "Uji coba terus saya evaluasi dan saya kembangkan," kata pria kelahiran Banyuwangi pada 1972 itu.

Untuk durian dalam pot, Eko mengembangkan bibit agar memiliki kaki ganda sebagai penopang karena ruang akarnya yang terbatas. Batang pokok ini berasal dari durian merah yang berusia empat bulan. Setelah batang itu tumbuh 50 sentimeter, Eko menyisipkan batang bawah durian jenis lain sebagai ranting.

Kaki ganda itu, selain memperkukuh tanaman dalam pot, berfungsi memperbanyak nutrisi dari akar ke bagian atas. Maka pohon durian pun lebih cepat berbunga dan berbuah dalam empat tahun. Pohon durian kebun baru berbuah pada usia tujuh tahun.

Saat usia bibit tujuh bulan, Eko menyambungkan pucuk durian merah yang tumbuh di alam ke ranting durian pot. Inilah tahapan yang paling rumit karena sambung pucuk tidak selalu berhasil. Kerumitan ini pula yang membuat bibit durian dalam pot harganya selangit.

Dalam satu bibit milik Eko, ada lima jenis durian merah yang disambungkan. Lima jenis durian itu ada yang berwarna merah penuh (Red King/RK), berwarna pelangi Prestigious Innocent Impossible (PI'I), berbiji kempis (KPS), berdaging tebal (Best Kultiva/BK), dan bertangkai panjang (TKP). "Bibit baru kami lepas setelah usia satu setengah tahun," katanya.

Menurut Eko, prinsipnya tanaman membutuhkan empat syarat untuk tumbuh: sinar matahari untuk berfotosintesis, ruang tumbuh, nutrisi, dan pijakan. Dengan teknologi, empat syarat itu bisa direkayasa. Walhasil, tak jadi soal jika durian ditanam di pot di dalam apartemen.

Di ruangan tertutup, kata dia, sinar matahari bisa digantikan oleh lampu merah dan ungu. Perbandingan penyinarannya adalah 70 : 30 dalam 24 jam. Sedangkan konsep live room adalah dengan memperhatikan luas ruangan sebagai tempat tumbuh. Bila luasnya hanya 4 x 5 meter, tinggi tanaman ideal hanya 1,5 meter.

Untuk menghasilkan tanaman yang pendek sesuai dengan luas ruangan, ranting harus sering dipangkas. Namun harus diperhatikan bahwa indeks daun tak boleh kurang dari 125 lembar. Sebab, setiap 125-155 helai daun menghasilkan durian seberat 2 kilogram. Pengawinannya pun mesti manual, yakni dengan menempelkan bunga jantan (benang sari) ke bunga betina (putik), yang tangkainya lebih panjang.

Tahun lalu Eko menjual 200 bibit durian merah dalam pot ke Jakarta. Karena pembibitannya lama, peminat harus menunggu setahun sejak pemesanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus