Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gajah Mati Tanpa Gading Ditemukan di Bireuen

Empat bulan lalu, gajah jantan berusia sekitar 40 tahun itu pernah diobati tim dokter BKSDA Aceh dan FKH Unsyiah.

29 Desember 2018 | 07.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah memasang GPS Collar dan mengamputasi ekor Gajah Gunung Biram Aceh pada Kamis, 29 November 2018. Kredit: BKSDA Aceh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Banda Aceh - Seekor gajah jantan kembali ditemukan mati di kawasan Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Temuan tersebut menambah deretan panjang tewasnya hewan dilindungi itu di Aceh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sapto Aji Prabowo mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan olah TKP dan nekropsi (bedah bangkai) terhadap bangkai gajah liar yang sering dipanggil Si Bongkok itu. “Dilakukan oleh tim dokter dan mahout BKSDA Aceh bersama aparat Polres Bener Meriah dan Polres Bireuen,” katanya, Jumat, 28 Desember 2018.  

Menurut Sapto, gajah tersebut diperkirakan sudah mati 15 hari. Warga menemukan bangkainya Kamis dan melaporkan ke pihak berwajib. BKSDA langsung menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan bangkai gajah.

Empat bulan lalu, gajah jantan berusia sekitar 40 tahun tersebut pernah diobati tim dokter BKSDA Aceh dan FKH Unsyiah karena menderita luka di selakangan dan bawah ekor. Luka disebabkan karena perkelahian dengan gajah liar lain. Gajah itu kemudian digelari Si Bongkok.

Hasil pemeriksaan sementara dilaporkan, kondisi gading hilang sama sekali tanpa sisa. Pengambilan gading seperti ini, kata Sapto, hanya mungkin dilakukan terhadap bangkai gajah yang sudah membusuk, cukup dilakukan dengan menggoyang dan menarik gading dari tengkorak. “Sehingga diduga dilakukan orang yang lewat dan melihat ada kesempatan,” katanya.

Berdasarkan diagnosa awal, penyebab kematian dari hasil nekropsi yang dilakukan tim dokter adalah karena infeksi sekunder dari luka yang diderita, baik luka terbuka maupun fraktur di kaki belakang kiri, atau bisa juga karena toxicosis. “Kepastian penyebab kematian akan didapatkan dari hasil uji labfor terhadap sampel organ dalam dan sisa makanan yang diambil dari bangkai,” katanya.

BKSDA telah berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Aceh mapun Kapolres Bener Meriah dan Kasatreskrim Polres Bireun untuk tindak lanjut penyelidikan kematian dan hilangnya gading gajah. Dari data yang disampaikan BKSDA, sepanjang tahun 2018, sebanyak 11 gajah ditemukan mati di Aceh, tiga di antaranya adalah gajah jinak.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus