Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Udara Amerika Serikat pada akhir April lalu mengumumkan telah menyeleksi dua perusahaan finalis untuk kompetisi prototipe dan uji drone tempur dalam program Collaborative Combat Aircraft (CCA) 2026. Tidak seperti drone tempur kebanyakan yang sudah ada, CCA akan didesain dengan derajat kompetisi yang tinggi dalam bidang teknologi otonom ataupun kecerdasan buatan atau AI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Begitu didapati pemenangnya pada 2026 nanti, Angkatan Udara AS membayangkan sudah akan memiliki seribu pasukan drone tempur 'loyal wingman' yang berbiaya murah pada 2028. Amerika berharap drone-drone itu akan mengawal dan mendukung setiap pengoperasian jet tempur siluman berawak miliknya dalam skema Manned-Unmanned Teaming.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai catatan, Amerika memiliki 300 jet tempur siluman F-35A dan 200 jet tempur generasi keenam yang akan datang yang diplot menggantikan F-22.
Yang mengejutkan, seleksi untuk kompetisi CCA telah menyisihkan tiga perusahaan teknologi militer dirgantara raksasa--Boeing, Lockheed Martin, dan Northrup-Grumman. Kedua finalis yang terpilih adalah pendatang baru Anduril Industries yang berbasis di California dan perusahaan pembuat drone General Atomics Aeronautical Systems.
Fury dari Anduril
Anduril didirikan pada 2017 oleh enterpreneur teknologi Palmer Luckey yang sebelumnya dikenal mengembangkan goggle untuk gaming, Oculus Rift. Dia juga dikenal untuk kontroversinya karena mendukung Donald Trump dan mempromosikan teknologi sistem keamanan perbatasan negara.
Produk terbesar Anduril boleh dibilang adalah sistem Lattice yang diperkuat dengan AI untuk jaringan sensor dan klasifikasi target terdeteksi, yang sudah diterapkan ke menara-menara pantau perbatasan. Produk lainnya adalah drone-drone Altius dan Ghost, serta drone interceptor Anvil dan Roadrunner-M.
Keberhasilan Anduril menembus kompetisi CCA dimungkinkan saat September tahun lalu membeli Blue Force Technologies berbasis di North Carolina dan drone loyal wingman Fury yang telah dikembangkannya. Fury diharapkan mampu melesat pada kecepatan subsonik-tinggi (Mach 0.95) dan mentolerir manuver 9G, serta diklaim murah.
Drone Fury dari Anduril. Foto :Anduril
Pada awalnya Fury dimaksudkan sebagai sebuah drone siluman musuh untuk membantu pilot-pilot Amerika berlatih memerangi jet temmpur siluman. Meski begitu, sistem arsitektur terbuka dan modularnya, yang mencakupkan Lattice, menjadikan Fury dapat diadaptasikan untuk situasi tempur aktual.
Gambit dari General Atomic
Produk General Atomic--MQ-1 Predator yang bermesin piston dan MQ-9 Reaper yang bertenaga turboprop--menjadi contoh sempurna dari konsep populer tentang drone bersenjata yang digunakan militer Amerika maupun CIA pada 2000-an dan 2010-an. Mereka dimanfaatkan untuk misi pengintaian dan serangan target tertentu.
Selain berkemampuan terbang jarak jauh dan lama, drone-drone itu juga dapat dikendalikan dari manapun di Bumi berkat link data satelit-nya.
Pilihan General Atomic untuk CCA berkutat di sekitar sebuah keluarga drone dengan spesialisasi misi 'air dominance' yang disebut Gambit 1-4 yang pertama diperkenalkannya pada Maret 2022 lalu. Mereka berbagi kesamaan airframe 70 persen untuk mempertahankan skala ekonominya.
Gambit 1 akan lebih sebagai platform sensor yang dioptimasi untuk misi-misi yang butuh terbang lama dan pengintaian jarak jauh. Termasuk kemampuan untuk relay temuan secara real-time.
Gambit 2 dengan kemampuan terbang lebih lambat dan daya tahan lebih rendah didesain untuk perang udara-ke-udara membawa sensor dan rudal. Gambit 3 akan seperti Gambit 2 tapi didesain untuk simulasi musuh agresor dalam latihan dengan kemampuan untuk meniru karakteristik ragam jenis drone--sebuah misi yang bisa dilakukan lebih murah daripada menggunakan jet tempur berawak.
Gambit 4 mengedepankan desain siluman dengan bodi tanpa ekor dan belded-wing mirip bomber siluman B-2 dan B-21. Yang ini akan difokuskan untuk misi combat reconnaisance atau misi long-endurance of a specialized nature, semacam menyusup ke wilayah pertahanan udara musuh.
POPULAR MECHANICS
Pilihan Editor: Berawal Hanya Aplikasi Pesan Status Bikinan Eks Insinyur Yahoo, WhatsApp Kini Dipakai 2,4 Miliar Pengguna di Bumi