Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gen Alpha Munculkan Kosakata Baru Mewing dan Lainnya, Ini Kata Profesor Etnolinguistik

Bahasa Gen Alpha diyakininya sebagai bentuk kreativitas dan tidak akan berpengaruh negatif terhadap budaya asalkan ...

9 Desember 2024 | 09.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Gen Alpha. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bahasa keseharian setiap generasi selalu mengalami perubahan. Baru-baru ini, berbagai kosakata baru seperti mewing, rizz, sigma, dan skibidi, muncul dari gaya komunikasi Gen Alpha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guru Besar Bidang Ilmu Etnolinguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair), Ni Wayan Sartini, menyebut bahasa Gen Alpha dipengaruhi media sosial dan teknologi. Ia mengatakan, tumbuh dalam ekosistem digital membuat generasi alpha terbiasa dengan pemakaian kosakata unik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di era digital ini, banyak model bahasa baru bermunculan. Sebenarnya, cikal bakal tersebut adalah dari bahasa gaul kemudian berkembang sampai kepada Gen-Z dan Gen Alpha,” ujar Sartini melalui keterangan tertulis, Ahad, 8 Desember 2024.

Disebutkannya, perkembangan masyarakat yang kian kompleks juga menjadi pemicu dari perubahan model komunikasi ini. Dia menunjuk Gen Alpha cenderung terhubung satu sama lain karena pengaruh interaksi dalam berbagai platform.

"Mereka yang sedang mencari jati diri, punya cara berkomunikasi khas lewat kata-kata baru, emoji, emoticon, sebagai kemudahan-kemudahan pengucapan dari bahasa aslinya sehingga itu mempercepat komunikasi," tutur Sartini.

Tak hanya itu, Sartini juga menyoroti penggunaan istilah populer, seperti mewing yang merujuk pada teknik memperbaiki bentuk wajah, dan rizz yang merupakan kependekan dari karisma. Menurut sang profesor, kosakata tersebut menunjukkan sisi kreativitas Gen Alpha. Ia menyebut bahwa fenomena ini adalah bagian dari inovasi bahasa yang lahir dari komunitas tersebut sekalipun temporer. 

“Sah-sah saja ketika Gen Alpha menggunakan bahasa itu dalam komunikasi mereka sesuai dengan usianya," katanya sambil menambahkan, "Namun, seperti bahasa gaul sebelumnya, bahasa Gen Alpha kemungkinan akan hilang seiring mereka beranjak dewasa kemudian menghadapi konteks kehidupan berbeda ataupun semakin sedikit penuturnya."

Sartini menekankan bahwa bahasa dan budaya selalu berjalan seiring dan sesuai konteks zamannya. Bahasa -bahasa, termasuk bahasa Gen Alpha, diyakininya tidak akan berpengaruh negatif terhadap budaya selama penggunaannya masih dalam ranah informal. "Jangan sampai merembes ke ranah formal, karenanya perlu penyesuaian kepada siapa dan kapan kita berbicara,” tuturnya.

 

 

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus