Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Guru Besar IPB Ungkap Potensi Herbal Indonesia Untuk Anti-Obesitas

Guru besar Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB University mengatakan penderita obesitas tiap tahun meningkat.

23 Oktober 2023 | 13.18 WIB

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).
Perbesar
Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bogor - Guru besar Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB University, Hasim, mengungkapkan prevalensi atau jumlah penderita obesitas (kelebihan berat badan) dan diabetes melitus di Indonesia bahkan dunia setiap tahunnya meningkat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Bahkan di Indonesia angka obesitas pada tahun 2021 terjadi pada usia 20 - 79 tahun mencapai 21,8 persen, sedangkan penderita diabetes  angkanya mencapai 10,6 persen," kata Hasim pada Senin, 23 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, kelebihan berat atau obesitas dapat mengakibatkan peningkatan mortalitas dan morbiditas yang signifikan terkait dengan penyakit kardiovaskular atau jantung koroner, hipertensi, stroke, serta diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan kanker. "Karena obesitas bertanggung jawab atas 80-85% perkembangan diabetes tipe 2," kata dua

Menurutnya, berdasarkab riset antiobesitas dan antidiabetes mellitus terus dilakukan, terutama yang bersumber dari herbal. "Penelitian yang kami lakukan terdiri dari metode in silico, in vitro dan in vivo menggunakan tikus sebagai hewan coba," kata dia

Dari hasil meta-analisis yang dilakukannya, diperoleh 10 tanaman terbaik di Indonesia yang memiliki potensi antiobesitas yakni,  daun kelor (Moringa oleifera), daun kemangi (Ocimum basilicum), daun asam jawa (Tamarindus indica), buah asam gelugur (Garcinia atroviridis), rimpang lengkuas (Alpinia galanga), rimpang kencur (Kaempferia galanga), daun kumis kucing (Orthosipon aristatus), daun jambu biji (Psidium guajava), serai wangi (Cymbopogon nardus), dan kayu secang (Caesalpinia sappan),

"tanaman herbal ini sebagian besar berpotensi sebagai antiobesitas dan diabetes yang memang sudah digunakan masyarakat Indonesia sejak dulu," kata dia.

Sementara ungkapnya, berdasarkan hasil studi in silico potensi antiobesitas melalui interaksi senyawa aktif dengan enzim lipase pankreas dengan metode molecular dokcing, diperoleh ligand  terbaik yang berasal dari daun kelor (Moringa oleifera) yaitu kaempferol; daun kemangi (Ocimum basilicum),  kayu secang (Caesalpinia sappan), hematoksilin; daun jambu biji (Psidium guajava), asam jakumarat; buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) dan serai wangi (Cymbopogon nardus), senyawa yang sama. "Sama halnya dengan kumis kucing,  kencur mengandung  fenol," kata dia.

Sementara untuk herbal dengan potensi antidiabetes antara lain angkak dan bekatul (Oryza sativa L), batang kayu ular (Strychnos lucida), daun murbei (Morus alba L.), kulit kopi arabika gayo (Coffea arabica L.), dan daun serai wangi. 

Berdasarkan kajian tanaman obat sebagai obat herbal antiobesitas dan antidiabetes yang terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia lima tahun terakhir (2019-2023), diperoleh irisan potensi herbal yang memiliki aktivitas antiobesitas dan sekaligus antidiabetes.

Tanaman herbal tersebut  antara lain daun jati belanda (Guazuma umifolia), kunyit (Curcuma domestica), madu (Mel depuratum), lidah buaya (Aloe vera), teh hijau (Camelia sinensis), meniran hijau (Phyllanthus niruri), daun binahong (Anredera cordifolia), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), propolis dan kulit manggis (Garcinia mangostana). 

"Hasil kajian kami, potensi antiobesitas tanaman obat  secara bibliometrik melalui vos viewer pada rentang waktu 2012-2021 diketahui bahwa peningkatan penelitian antiobesitas signifikan terjadi pada tahun 2015," ungkapnya

Untuk itu, ungkap Hasim, berdasarkan tema penelitiannya menemukan adanya kandidat senyawa aktif dari bahan alam yang berpotensi sebagai antiobesitas, profil dan manajemen obesitas, antiobesitas melalui peningkatan pengeluaran energi, 

"penurunan berat badan serta penelitian terkait ekspresi gen yang bertanggung jawab dalam perkembangan kondisi obesitas," kata dia

Sementara untuk pengembangan riset tanaman herbal antiobesitas dan antidiabetes selanjutnya adalah formulasi kombinasi berbagai herbal yang berkhasiat.

"Biodiversitas tanaman herbal  pemanfaatannya dan dapat menjadikan Indonesia sebagai apotek dunia, " kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus