Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian mengimbau semua provinsi untuk waspada terhadap hama Fall Armyworm atau Ulat Grayak Jagung dengan nama ilmiah Spodoptera frugiperda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fall Armyworm adalah serangga hama yang dapat menyerang, merusak atau menghancurkan pertanaman jagung dan tanaman lainnya hanya dalam semalam. Hama ini mampu bermigrasi (menyebar) ratusan kilometer dan menjadi peringatan bagi petani kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami memantau dengan seksama pergerakan Fall Armyworm di Indonesia. Petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) kami telah bekerja di lapangan bersama penyuluh untuk memberi saran kepada petani tentang cara melindungi tanaman dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh serangan ini,” kata Edy Purnawan, Direktur Perlindungan Tanaman, 17 Juli 2019.
“Kami mengantisipasi bahwa serangan Fall Armyworm akan menginfeksi pertanaman jagung di seluruh Indonesia dalam beberapa bulan mendatang,” tambahnya.
Fall Armyworm adalah hama tanaman asli Amerika. Namun, sejak 2016 telah bergerak agresif ke arah timur, menyapu Afrika, dan mendarat pertama kali di Asia pada pertengahan 2018 di India dan pada Januari tahun ini, sejak itu menyebar ke Bangladesh, Cina, Myanmar, Sri Lanka, Thailand sebelum tiba di Indonesia.
Dalam kasus Sri Lanka, ada laporan bahwa hingga 40.000 hektare telah diserang, merusak sekitar 20 persen dari tanamannya.
Cina adalah produsen jagung terbesar di Asia, dan produsen terbesar kedua di dunia. Sementara kerugian ekonomi di sana dan di negara-negara Asia lainnya belum dihitung, perkiraan kerusakan ekonomi dari hama di Afrika berkisar antara US $ 1-3 miliar.
Menanggapi serangan Fall Armyworm yang tiba-tiba di Asia, FAO telah mengadakan pertemuan dengan para pejabat dari berbagai negara di seluruh wilayah pada bulan Maret, dan membawa para pakar yang telah menangani hama di Afrika dan Amerika Latin dan mempelajari cara-cara untuk membatasi kerusakannya.
Di Indonesia, FAO mendukung Pemerintah untuk menanggapi wabah dan mencari strategi tepat untuk merespons serangan dengan mengerahkan sumber daya secara optimal.
“Pemerintah akan mengorganisir lokakarya nasional bekerja sama dengan FAO pada akhir Juli untuk menyepakati tindakan multipihak paling efektif untuk menanggapi serangan ini. Kami memanfaatkan pelajaran dari negara-negara lain ketika menanggapi serangan di negara mereka sendiri sebagai praktek terbaik untuk memperlambat penyebaran dan membatasi kerusakan," kata Stephen Rudgard, Perwakilan FAO di Indonesia.
Setelah serangan hama terverifikasi dengan baik, pemerintah akan memperkuat upaya untuk terus meningkatkan kesadaran dan memantau keberadaan dan penyebaran Fall Armyworm pada jagung dan tanaman lainnya.