Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Hiu Paus Kembali ke Laut Lepas Setelah Terdampar Seharian

Setelah seharian terdampar di sekitaran pesisir Pulau Bokori, hiu paus yang terperangkap di sero nelayan akhirnya berenang bebas ke laut.

6 Januari 2019 | 00.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hiu Paus. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kendari - Setelah seharian terdampar di sekitaran pesisir Pulau Bokori, Sabtu, 5 Januari 2018, hiu paus yang terperangkap di sero nelayan akhirnya berenang bebas ke laut. Hiu paus itu digiring menggunakan perahu nelayan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Evakuasi hewan laut dengan nama latin Rhyncodon Typus ini dilakukan Bajo Bangkit, komunitas pemuda suku Bajo yang bergelut di bidang konservasi laut bersama 10 nelayan setempat. "Kejadiannya jam 09.00 WITA. Seorang nelayan Sapruddin datang menyampaikan ada ikan besar yang terdampar di sero miliknya," kata Parman dari Bajo Bangkit kepada Tempo Sabtu malam.

Untuk membebaskan hiu yang dikenal dengan sebutan hiu bodoh atau hiu totol ini ke laut bebas membutuhkan waktu sekitar tujuh jam. Sekitar pukul 17.00 WITA, hiu paus mampu digiring ke Laut Banda menggunakan enam perahu nelayan.

Menurut Parman, cukup sulit menggiring hiu paus jantan yang diperkirakan berukuran 7 meter itu ke laut. Berkali-kali hiu paus menolak untuk dikeluarkan dari sero. Hiu hanya berputar-putar di permukaan air laut.

"Komunitas Bajo Bangkit memang sebelumnya sudah pernah diberi pelatihan untuk penyelamatan satwa dan mamalia laut. Jadi untuk evakuasi tadi kami dipandu petugas BPSPl melalui telepon seluler saja,ujar Parman, menceritakan aksinya bersama nelayan mengevakuasi satwa yang tergolong satwa dalam perlindungan penuh ini.

Koordinator Wilayah Kendari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar Jufri mengaku evakuasi hewan yang dilindungi itu dilakukan oleh nelayan dan Bajo Bangkit. "Kami apresiasi apan yang dilakukan Bajo Bangkit dan nelayan. Kami berharap kedepan semakin banyak orang ataupun komunitas yang peduli terhadap kelestarian hewan-hewan laut yang dilindungi," ujarnya.

Jufri menjelaskan, hiu paus ini bisa terdampar karena memang mereka biasa berenang ke permukaan. Hal itu dilakukan untuk mengejar ikan-ikan kecil dan plankton yang menjadi makanan hiu paus.

Menurut Jufri, sepanjang 2017 hingga awal 2019, ada tiga laporan kasus serupa. Terkait hal itu Jufri menduga periaran Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya laut Banda merupakan jalur migrasi hiu paus. "Selanjutnya jelas Jufri kondisi hiu paus jantan menurut laporan nelayan saat dievakuasi dalam kondisi sehat. Tak ditemukan luka ataupun cacat lainya," ujarnya.

Simak artikel menarik lainnya seputar hiu paus hanya Tekno Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus