Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Hobi Rancang Busana, Dokter Muda asal Jombang Ini Sukses Geluti Dunia Fashion

Naila, mahasiswi Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya yang juga seorang entrepreneur mempunyai usaha brand busana sendiri.

3 Oktober 2022 | 12.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Naila Mafazah, mahasiswi kedokteran Unusa yang juga perancang busana. Foto: Dok. Instagram @naila_mafazah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Naila Mafazah, santri asal Jombang, Jawa Timur, menempa dirinya untuk menekuni beberapa bidang, baik dunia kedokteran yang menjadi asanya maupun perancang busana sebagai hobinya. Di samping kesibukannya menjalani koas atau program profesi untuk mendapat gelar dokter, mahasiswi Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini juga seorang entrepreneur yang mempunyai usaha brand baju dan aksesoris lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berawal dari hobi menggambar gaun dan baju, Naila mulai tertarik dengan bidang fashion. Meski awalnya hanya untuk koleksi pribadi lambat laun banyak yang tertarik dengan desain baju rancangannya. “Prosesnya panjang. Mulanya saya suka desain baju, kadang juga jahit sendiri. Kemudian dari situ banyak orang yang support sehingga saya beranikan diri bikin produk sendiri," ujarnya dilansir dari nu.or.id pada Senin, 3 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kembangkan Produk Baru Setiap 3 Bulan

Awalnya, hanya satu dua orang saja yang tertarik dengan baju rancangan Naila. Namun, lama-kelamaan banyak yang berminat sehingga Naila terus buat produk baru. Untuk mengembangkan bisnisnya itu, Naila mengaku tak hanya fokus mengeluarkan brand baru setiap tiga bulan sekali. Namun, juga menekankan kualitas produk dan strategi pemasaran agar menarik minat konsumen.

“Paling saya tekankan bagaimana pelanggan repeat order dengan cara meningkatkan kualitas agar orang kembali datang dan tidak kecewa. Namun, karena saya sembari menyelesaikan koas sehingga launcing-nya tiap tiga bulan sekali. Alhamdulillah sampai sekarang sudah ada dropship-nya sampai ada yang beli dari luar Jawa,” ungkap Naila.

Berkat kreativitas dan idenya itu banyak inovasi dan gebrakan baru dalam memproduksi fashion dan aksesoris. Hal ini dibuktikan dengan beragam jenis dan fokus produknya yang dikeluarkan tiap tiga bulan. “Produknya beragam ada busana, sepatu, jilbab, sandal, tas dan lainnya,” bebernya.

Diceritakan, usaha yang dibangun sejak empat tahun lalu telah merambah pemasarannya secara online melalui akun Instagram @naila.atelier dan saat ini tengah proses membangun butik di Jombang. “Saat ini fokus menyelesaikan pendidikan dulu kalau kewajiban sudah selesai akan dirombak lagi pemasarannya,” terangnya.

Membuka Lapangan Pekerjaan

Untuk mengembangkan bisnisnya, Naila terus menempa diri belajar kepada desainer profesional agar bisa membantu koreksi desain mana yang bagus dan cocok untuk target sasarannya. Salah satunya dengan mengikuti parade Surabaya Fashion dari acara tersebut dirinya banyak melakukan sosialisasi dengan banyak desainer. Naila menuturkan, niat awal menggeluti bidang fashion ini untuk membuka lapangan pekerjaan. Hingga saat ini, ia memiliki pegawai yang bertugas untuk desain komputer, packing, dan lainnya.

Tiga tahun tinggal di Pondok Pesantren Ploso, Kediri, Jawa Timur, tak menyurutkan cita-cita Naila menjadi dokter. Usai menamatkan pendidikan di pesantren salaf ini, ia harus menempuh pendidikan umum di Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). “Usai lulus SMA saya berhenti satu tahun untuk mengikuti les pendidikan formal buat tes di fakultas Kedokteran. Alhamdulillah diterima setelah sempat bolak-balik gagal,” ungkap Naila seraya bersyukur.

Setelah menamatkan pendidikan sarjana Kedokteran, Naila sempat mengikuti beberapa kompetisi tingkat international. Salah satunya, lomba grup video edukasi kesehatan di Sorbonne Universite, Paris, Prancis. Ia dan kedua temannya lolos mewakili Unusa ke Prancis dan menyabet juara empat dalam kompetisi tersebut.

“Dari sekitar 200 lebih peserta yang ikut lomba dari seluruh dunia kami masuk menjadi urutan keempat. Maka dari itu, kami diundang ke Prancis. Ini adalah pengalaman berharga bagi saya,” kata Naila.

Semua prestasi Naila tak lepas dari dukungan kedua orang tua Naila. "Dukungan orang tua dan kerabat terdekat sangat memengaruhi dalam perjalanan hidup saya. Kalau tidak, barangkali saya sudah menyerah dari dulu,” katanya.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus