Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ilmuwan Temukan Asal Usul Emas di Alam Semesta

Sejumlah besar emas, platinum, uranium dan elemen berat lainnya diciptakan dalam tabrakan sisa bintang neutron, dan dipompa keluar ke alam semesta.

17 Oktober 2017 | 09.31 WIB

Ilustrasi penggabungan bintang neutron yang menjadi asal usul emas di alam semesta. Kredit: University of Marwick Mark Garlick
Perbesar
Ilustrasi penggabungan bintang neutron yang menjadi asal usul emas di alam semesta. Kredit: University of Marwick Mark Garlick

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, San Francisco - Asal-usul emas di alam semesta akhirnya dikonfirmasi, setelah sebuah sumber gelombang gravitasi terlihat dan terdengar untuk pertama kalinya oleh sebuah kolaborasi peneliti internasional, di mana para astronom di University of Warwick memainkan peran utama, sebagaimana dilaporkan situs Phys.org kemarin.

Baca: Kementerian Lingkungan Sebut Moratorium Tambang Emas Belum Perlu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Anggota Grup Astronomi dan Astrofisika Warwick, Profesor Andrew Levan, Dr Joe Lyman, Dr Sam Oates dan Dr Danny Steeghs, melakukan pengamatan yang menangkap cahaya dua bintang neutron bertabrakan, tak lama setelah terdeteksi melalui gelombang gravitasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah besar emas, platinum, uranium dan elemen berat lainnya diciptakan dalam tabrakan sisa bintang kompak ini, dan dipompa keluar ke alam semesta. Hal ini membuka misteri tentang bagaimana emas di cincin kawin dan perhiasan pada awalnya terbentuk.

Tabrakan itu menghasilkan emas sebanyak massa Bumi.

Penemuan ini juga menegaskan secara meyakinkan bahwa semburan sinar gamma pendek secara langsung disebabkan oleh penggabungan dua bintang neutron.

Bintang neutron sangat padat - sama beratnya dengan Matahari kita yang hanya berjarak 10 kilometer - dan mereka bertabrakan satu sama lain 130 juta tahun yang lalu, ketika dinosaurus berkeliaran di Bumi, di sebuah galaksi yang relatif tua yang tidak lagi membentuk banyak bintang.

Mereka saling menarik selama jutaan tahun cahaya, dan saling berputar satu sama lain semakin cepat saat mereka mendekat, yang akhirnya berputar satu sama lain lima ratus kali per detik.

Penggabungan mereka mengirim riak-riak melalui ruang dan waktu, dan riak-riak ini adalah gelombang gravitasi yang sukar dipahami yang ditemukan oleh para astronom.

Gelombang gravitasi itu dideteksi oleh Advanced Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (Adv-LIGO) pada tanggal 17 Agustus tahun ini, dengan ledakan sinar gamma berdurasi pendek yang terdeteksi oleh satelit Fermi hanya dua detik kemudian.

Baca: Penambang Emas Gunakan Merkuri, KLHK Jelaskan Bahayanya

"Pengamatan indah yang diperoleh dalam beberapa hari menunjukkan bahwa kami mengamati kilonova, sebuah benda yang cahayanya didukung oleh reaksi nuklir yang ekstrem. Ini memberitahu kita bahwa unsur-unsur berat, seperti emas atau platinum dalam perhiasan adalah bara api, ditempa dalam miliaran derajat sisa-sisa  bintang neutron yang bergabung," ujar Dr Joe Lyman.

PHYS | ERWIN Z

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus