Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tepat pada 28 Oktober, 94 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia menyatakan ikrar yang menegaskan cita-cita mulia berdirinya bangsa Indonesia. Ikrar tersebut yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Perumusan teks Sumpah Pemuda sendiri telah disepakati dalam rapat Kongres Pemuda II.
Isi Teks Sumpah Pemuda
Teks Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin di atas selembar kertas yang disodorkan pada Soegondo Djojopoespito saat Sunario sedang berpidato di sesi terakhir kongres. Soegondo kemudian membacakan naskah tersebut di depan para peserta untuk mendapat persetujuan. Ikrar ini mengobarkan api semangat memperjuangkan berdirinya negara Indonesia. Berikut isi teks Sumpah Pemuda saat peristiwa Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERTAMA : KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEDOEA : KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
KETIGA : KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Isi dari Sumpah Pemuda tercantum di prasasti dinding Museum Sumpah Pemuda.
Makna Sumpah Pemuda
Hari Sumpah Pemuda yang selalu diperingati setiap 28 Oktober memiliki makna yang mendalam. Sumpah Pemuda menjadi tonggak pergerakan pemuda dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. Meskipun dirumuskan oleh para pemuda yang berasal dari bahasa, agama, suku, adat dan budaya yang berbeda, namun mereka memiliki tujuan yang sama yakni menjadikan Indonesia negara yang merdeka.
Melansir situs Kemdikbud, peristiwa Sumpah Pemuda merupakan bukti nyata sumbangsih perjuangan para pemuda dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Momentum peristiwa tersebut merupakan pergerakan para pemuda yang menyatukan tekad dan ikrar demi kesatuan tanah air, bangsa dan bahasa. Sumpah yang disuarakan oleh para pemuda tersebut telah menyalakan semangat juang rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Lala Dita