Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Majelis Wali Amanat (MWA) menggelar pemilihan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) periode 2020-2025. Di tengah wacana pemerintah mendatangkan rektor impor, MWA ITB bergeming. Syarat calonnya ditetapkan warga negara Indonesia dan setia kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MWA akan menggelar pemilihan Rektor ITB itu selama tiga bulan. Sepanjang Agustus ini diagendakan untuk sosialisasi dan penjaringan calon. “Oktober sudah harus terpilih rektor baru,” kata Ketua MWA ITB Yani Panigoro di Gedung rektorat ITB, Selasa, 6 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya jabatan rektor sekarang yaitu Kadarsah Suryadi akan berakhir pada 20 Januari 2020. Sesuai aturan, tiga bulan sebelum masa habis jabatan itu rektor baru sudah harus terpilih. “Rektor yang sekarang masih bisa ikut mendaftar,” ujar Yani.
Sekretaris MWA Benhard Sitohang mengatakan soal tahapan pemilihan Rektor kini masih dibahas. Diperkirakan tahapan itu keluar akhir Agustus ini. “Pembuatan aturan tidak didesak buru-buru,” katanya.
Pendaftaran calon Rektor ITB berlangsung di Sekretariat MWA Gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) Jalan Dipati Ukur Nomor 4 Bandung. Proses seleksi, verifikasi, dan pemilihan akan dilaksanakan mulai 2 September 2019. “Rektor akan dipilih MWA dan Senat Akademik,” kata Benhard.
Persyaratan administrasi calon Rektor ITB yang terbuka bagi umum, yaitu setia kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, riwayatnya bersih dari masalah pidana, dan bukan anggota atau pengurus partai dan afiliasinya. “Surat pernyataan visi atau motivasinya menjadi Rektor harus ditulis dengan tangan,” ujar Benhard. Panjang tulisannya maksimal dua halaman.
Syarat lain calon Rektor ITB yaitu bergelar doktor (S3), usia kurang dari 60 tahun. MWA ITB berjanji akan menggelar proses pemilihan ini dengan terbuka kepada publik.
ANWAR SISWADI