Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ini Alasan Cahaya Terang Ganggu Tidur, Waspadai Risikonya

Paparan cahaya bisa mengganggu produksi melatonin, hormon pengatur tidur, sehingga bisa mempengaruhi pola tidur dan bahkan kesehatan.

9 April 2025 | 06.15 WIB

Ilustrasi insomnia/susah tidur. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi insomnia/susah tidur. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang kesulitan tidur di ruangan yang cahayanya terang.  Bila ditanya alasannya, mereka cenderung menjawab bahwa cahaya menyilaukan mata sehingga mengganggu proses tidur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Merujuk ulasan di situs Harvard Health Publishing dari Harvard Medical School, paparan cahaya di malam hari dapat mempengaruhi proses persiapan tubuh untuk tidur. Kelenjar pineal memproduksi melatonin untuk merespons suasana gelap. Hormon melatonin ini yang memegang kendali penting dalam proses pengaturan sirkadian tidur. Paparan cahaya, dalam hal ini, membuat produksi melatonin buruk sehingga memengaruhi kualitas dan pola tidur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang yang beristirahat di dekat lampu berpotensi memiliki waktu tidur lebih singkat karena lebih sering terbangun di malam hari. Hal ini berlaku meski individu tersebut memakai lampu tidur.

Kualitas tidur akan semakin terganggu bila ada paparan dari lampu yang lebih terang dari luar ruangan, seperti lampu jalanan atau kendaraan. Ketika terpapar cahaya maka kondisi tubuh tidak selaras dengan ritme sirkadian tidur, di mana waktu malam hari jadi terang dan waktu siang hari jadi gelap.

Gangguan tidur bisa berdampak negatif terhadap mental dan fisik. Untuk individu yang sensitif, kurang tidur bisa memicu gejala depresi, tekanan darah tinggi, obesitas, hingga diabetes, Karena risiko tersebut, perusahaan yang menerapkan sistem kerja shift dinihari umumnya menyiapkan asuransi kesehatan khusus untuk pegawainya.

Fungsi Penutup Mata untuk Jaga Kualitas Tidur

Para ilmuan di Universitas Cardiif, Inggris, sempat melakukan serangkaian percobaan untuk meneliti efektivitas penutup mata untuk tidur. Mereka menguji tingkat kewaspadaan manusia ketika memakai alat tersebut, terutama pengaruhnya terhadap proses tidur.

Dalam percobaan, ada 90 orang dewasa berusia 18-35 35 tahun yang tidur menggunakan penutup mata dan terpapar cahaya di malam hari secara bergantian. Hasilnya, penutup mata tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah tidur orang yang beristirahat di bawah paparan cahaya.  

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus