Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

ITB Teliti Bahan Antikorosi untuk Pesawat Laut N219

Teknologi yang bisa dipakai untuk pesawat N219 adalah teknologi full composite untuk efisiensi berat dan menghindari korosi.

22 Mei 2021 | 13.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Gagasan pesawat N219 sebagai pesawat terbang laut (seaplane) terus berkembang. Pemerintah melibatkan beberapa perguruan tinggi untuk rencana pengembangan ide itu. Institut Teknologi Bandung (ITB) misalnya, kebagian meneliti bahan antikorosi untuk pesawat akibat air laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan mengajak ITB mengembangkan teknologi pesawat laut (seaplane). Pesawat terbang itu jenis N219 buatan PT Dirgantara Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jadi ITB bersama-sama dengan peneliti Balitbang berusaha menjawab masalah yang telah diidentifikasi oleh Kemenhub,” kata Rektor ITB Reini Wirahadikusumah.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Umar Haris datang ke Rektorat ITB, Jumat 21 Mei 2021. Selain dengan ITB, pihaknya menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia.

“Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan dapat terjalin suatu kerja sama yang strategis dan implementatif untuk kedua belah pihak serta dapat menjadi landasan untuk menjawab tantangan yang ada saat ini maupun ke depannya," kata Umar di laman resmi ITB.

Menurut Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB Sigit P. Santosa, peluang pasar pesawat terbang laut dari jenis N219 cukup besar karena Indonesia adalah negara maritim.

ITB telah membangun tim di Fakultas Teknologi Mesin dan Dirgantara (FTMD) bersama PT Dirgantara Indonesia (DI) serta Balitbang Kemenhub untuk pengembangannya.

Sigit mengatakan, kerja sama ITB dengan PT Dirgantara Indonesia mengenai rancang bangun pesawat N-219 Amphibi. “Sedang dikembangkan material komposit yang tentunya nanti bisa menjadi solusi risiko korosi di laut,” katanya Jumat, 21 Mei 2021. Adapun kerja sama kebijakan seaplane dilakukan Kemenhub dengan Universitas Gadjah Mada.

Program Manager PTDI untuk N219 Budi Sampurno mengatakan pihaknya menargetkan 80 persen penjualan di dalam negeri. Target utamanya adalah sektor pariwisata karena sudah banyak lokasi-lokasi wisata seperti resort. “Harapannya kerja sama ini bisa menguasai teknologi seaplane,” katanya di laman ITB.

 

Presiden Joko Widodo saat prosesi pemberian nama pesawat N219 di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 10 November 2017. TEMPO/Subekti

 

Menurutnya, teknologi yang bisa dipakai untuk pesawat N219 adalah teknologi full composite untuk efisiensi berat dan menghindari korosi yang menjadi tantangan utama seaplane.

Sebelumnya diberitakan pemerintah akan mengembangkan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia dan  Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional itu agar bisa juga mendarat di perairan.

Kini pengembangan N219 sudah memasuki tahun kedua dan saat ini masih dalam tahap Preliminary Design, untuk kemudian dilanjutkan ke tahap Prototyping and Structure TestDevelopment Test, dan ditargetkan memperoleh Aircfrat Type Certificate pada 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus