Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Burung alap-alap kawah (Falco peregrinus) merupakan hewan pemangsa yang kecepatan terbangnya paling kencang di dunia. Mengutip situs berita sains Live Science, Saat melayang teratur di udara kecepatan terbang alap-alap kawah antara 64 kilometer per jam hingga 97 kilometer per jam. Kecepatan terbang maksimum alap-alap kawah bisa mencapai 354 kilometer per jam. Kemampuan terbang itu melebihi kecepatan maksimum elang emas (Aquila chrysaetos), 320 kilometer per jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecepatan terbang alap-alap kawah telah diteliti banyak ilmuwan di antaranya dari Institute of Mechanics and Fluid Dynamics dan Freiberg University of Mining and Technology. Para ilmuwan Jerman itu merekam sejumlah alap-alap kawah yang terbang menukik untuk memburu mangsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti dari Institute of Mechanics and Fluid Dynamics menjelaskan, bahwa alap-alap kawah menggunakan bulu di bagian tubuh tertentu untuk mengendalikan kecepatan dan arah menukik. Kesimpulan itu setelah mengamati rekaman video beresolusi tinggi.
Berlanjut riset laboratorium, para peneliti menemukan bulu-bulu kecil di punggung yang berguna untuk alap-alap kawah bermanuver meningkatkan aerodinamik saat kecepatan tertinggi. Fungsi bulu-bulu itulah yang menjaga udara mengalir mulus di punggung alap-alap kawah.
Kondisi bulu-bulu itu mencuat dan mengatup di sudut tertentu untuk memperlambat atau memacu kecepatan saat menukik. Peneliti mengumpamakan fungsi bulu-bulu itu mirip sayap pesawat terbang.
Adapun penemuan lainnya, saat alap-alap kawah menukik kecepatan maksimum, tubu dan sayapnya membentuk huruf V. Mengutip laman Boston University, alap-alap kawah memang menyesuaikan kecepatan menggunakan sayapnya yang ramping, otot dan tulang dada yang kuat, juga bulu yang kaku. Kombinasi struktur tubuh dan kemampuan aerodinamik itulah, maka alap-alap kawah mampu terbang sangat kencang melebihi spesies elang lainnya.
HENDRIK KHOIRUL MUHID