Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kenali Bahaya Kandungan PFAS yang Jadi Perhatian Donald Trump

Bahaya kandungan PFAS cukup mengkhawatirkan karena berpotensi menimbulkan gangguan hormon tiroid dan peningkatan risiko kanker.

18 Februari 2025 | 22.42 WIB

Pengujian independen terhadap produk popcorn yang dijual di AS dan Indonesia yang dilakukan oleh empat produsen utama di AS menemukan bahwa semua produk, 29 contoh, yang diuji mengandung PFAS. (Nexus3-IPEN)
Perbesar
Pengujian independen terhadap produk popcorn yang dijual di AS dan Indonesia yang dilakukan oleh empat produsen utama di AS menemukan bahwa semua produk, 29 contoh, yang diuji mengandung PFAS. (Nexus3-IPEN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bahaya kandungan PFAS, atau per- dan polifluoroalkil, semakin menjadi perhatian setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyoroti keberadaan zat kimia dalam sedotan kertas ini. Melalui perintah eksekutif, Trump melarang sedotan kertas digunakan di gedung-gedung federal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sedotan kertas yang selama ini dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan sedotan plastik, kini justru dikritisi karena mengandung PFAS yang berpotensi membahayakan kesehatan penggunanya. 

Mengenal Pengertian PFAS

PFAS, atau per- dan polifluoroalkil, adalah kelompok zat kimia telah digunakan dalam berbagai produk industri dan konsumen sejak 1940-an karena sifatnya yang tahan air dan minyak. Terdapat ribuan senyawa PFAS yang digunakan dalam berbagai industri, termasuk otomotif, elektronik, dan kesehatan. Salah satu aplikasi umum PFAS adalah pada lapisan antilengket seperti teflon yang sering digunakan dalam peralatan masak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Namun, PFAS juga dikenal sebagai "bahan kimia abadi" karena tidak mudah terurai di lingkungan dan dapat terakumulasi dalam tubuh manusia. Paparan PFAS telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan hormon tiroid dan peningkatan risiko kanker. 

Bahaya Kandungan PFAS yang Membuat Khawatir Banyak Orang

Perfluoroalkyl and polyfluoroalkyl substances (PFAS) merupakan kelompok senyawa kimia yang memiliki sifat unik, yaitu tahan terhadap minyak (oleophobic) dan air (hydrophobic). Menurut informasi dalam Interreg-baltic.eu, sifat ini membuat PFAS banyak digunakan dalam berbagai produk industri, seperti tekstil tahan air, peralatan masak antilengket, dan busa pemadam kebakaran. 

Namun, sifatnya yang sulit terurai dan mudah larut dalam air menimbulkan kekhawatiran, terutama karena senyawa ini dapat menyebar melalui air tanah, danau, hingga saluran air keran yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari. PFAS dikenal sebagai "forever chemicals" karena sifatnya yang sangat stabil dan sulit terurai di lingkungan tersebut.

Artikel dalam situs Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan bahwa senyawa ini tidak mudah menguap, tetapi dapat dengan mudah terbawa oleh air, menyebabkan kontaminasi dalam sistem perairan. Akibatnya, banyak orang yang tanpa sadar mengonsumsi air yang telah terkontaminasi PFAS.

Hal itu menimbulkan risiko kesehatan yang cukup serius karena paparan jangka panjang terhadap senyawa ini dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan PFAS dapat menyebabkan gangguan hormon, terutama pada fungsi tiroid.

Senyawa ini juga berpotensi meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti kanker ginjal dan kanker testis.  Selain itu, PFAS dapat mengganggu sistem imun, meningkatkan kadar kolesterol, dan berdampak negatif pada perkembangan janin.

Mengingat bahayanya yang cukup signifikan, berbagai negara telah mengambil langkah untuk mengurangi penggunaan senyawa ini dalam industri dan produk sehari-hari. Di Indonesia, seperti dilansir laman ipen.org, pemerintah telah mulai mengatur penggunaan PFAS, khususnya salah satu variannya, yaitu perfluorooctane sulfonate (PFOS).

Kementerian Pertanian telah melarang penggunaan PFOS dalam pestisida, sedangkan Kementerian Perindustrian telah menetapkan batas konsentrasi PFOS dalam industri tekstil. Meski demikian, regulasi dan pengawasan yang lebih ketat masih dibutuhkan untuk memastikan bahwa masyarakat dalam jumlah besar tidak terpapar senyawa berbahaya ini melalui air minum dan lingkungan sekitar.

Metode Penanganan PFAS

Untuk mengatasi kontaminasi PFAS, beberapa metode penanganan telah dikembangkan. Salah satunya adalah filtrasi membran secara konvensional, termasuk osmosis terbalik, yang menggunakan membran semipermeabel untuk menyaring ion, termasuk PFAS. Metode ini efektif dalam menghilangkan PFAS dari air minum. 

Selain itu, metode Thermal Desorption sedang dikembangkan, yang memanfaatkan kalor tinggi untuk menguapkan kontaminan seperti PFAS dari tanah atau material lainnya. Metode ini menjanjikan sebagai solusi untuk membersihkan lingkungan dari kontaminasi PFAS yang telah menyebar luas.

Dengan memahami bahaya kandungan PFAS dan langkah-langkah penanganannya, Anda dapat lebih waspada dan mengambil tindakan preventif untuk melindungi kesehatan serta lingkungan sekitar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus