Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kenapa Kepala Anda Botak?

Gejala kebotakan mendorong para ahli mengadakan kongres di hamburg, Jer-Bar, tapi hasilnya tidak spektakuler. Pengobatan dengan tusuk jarum pernah berhasil tapi para sinshe merahasiakannya. (ilm)

28 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BOTAK di Indonesia bukan merupakan gejala umum. Tapi cukup banyak pria kita menjelang umur 40-an memulai "perang" mempertahankan rambut yang masih tumbuh. Segala cara dan bahan dicoba, tentunya. Dari pijit kepala dan creambath di salon, penggunaan hair conditioner dan shampoo telor melalui jamu dan olesan pusaka nenek moyang, sampai lidah buaya, minyak kemiri dan tak lupa telor udang. Tak kalah penting dalam usaha ini ialah menghalau uban yang makin menjalar. Di negeri Barat gejala botak merupakan gejala umum, seperti dikemukakan oleh Otto Schulz, seorang dermatologist (ahli kulit) dari Austria: "Gejala membotak pada bangsa kulit putih jauh lebih tinggi persentasenya bila dibanding dengan orang kulit berwarna." Dan perbedaan ini menjadi sasaran penyelidikan pula oleh mereka yang mempelajari gejala botak. Namun kesimpulan belum ada. Masalah ini mendorong sekelompok orang untuk mengadakan suatu kongres di awal April ini. Kongres Penelitian Masalah Rambut yang dilakukan di Hamburg, Jerman Barat, dihadiri oleh hampir 650 orang dari berbagai negeri. Hadir di situ dokter ahli kulit, sarjana biologi dan zoologi, ahli kimia, peneliti di bidang kecantikan dan ahli obat kosmetik. Botak Adalah Sexy Prof. William Montagna, peneliti dari Amerika mengemukakan bahwa botak merupakan petanda meningkatnya kesuburan laki-laki bila dikaitkan dengan hormon sex pria. "Botak adalah tanda sex sekunder," katanya. Pendapat ini agaknya dikumandangkan oleh para pengagum -- terutama bagian wanitanya -- Telly Savalas (Kojak) dan Yul Brynner (Fuji). Berkata Montagna selanjutnya "Puncak penampilan kelaki-lakian pada Telly Savalas dan Yul Brynner akan tercapai bila mereka memelihara janggut yang rapih dan dadanya berbulu." Rupanya tidak banyak orang mengetahui bahwa batok berkilat dari kedua bintang film tersohor ini setiap hari terpaksa dirawat dengan sebuah pisau cukur tajam, karena rambut mereka masih tumbuh dengan suburnya. "Itulah," komentar seorang cowok Jakarta, "kepala botak komersial." Setiap pembuluh (follicle) penumbuh rambut dalam kulit manusia dilengkapi dengan sebuah "penerima" hormon. Kebotakan terjadi karena pengaruh dalam lapisan atas kulit oleh "penerima" ini bersama dengan tingkat kejenuhan hormon pria dan enzim tertentu. Bersamaan dengan itu merangsang akar rambut di bagian lain sehingga tumbuh. Prof. Jurgen Hammerstein, ahli kandungan dari Berlin menduga gejala ini terutama disebabkan oleh hormon debydrotestosteron, bentuk alihan dari hormon pria testosteron. Profesor ini juga menunjukkan beberapa foto wanita yang menderita penyakit hirsutisme (bertumbuhnya rambut di wajah dan dada wanita). Oleh Hammerstein kelebihan rambut yang merusak penampilan wanita-wanita itu dilenyapkan dengan mempergunakan antiand rogenes, obat sintetis yang dipergunakan untuk mengendalikan kelebihan dorongan sex pada pria tertentu. Istilah medis untuk botak adalah alopecia. Dikenal beberapa jenis kebotakan seperti alopecia totalis (botak total), alopecia areata (botak setempat) dan alopecia sinalis (botak umur tua). Masih ada beberapa penggolongan lagi, tetapi alopecia totalis dan alopecia areata merupakan jenis kebotakan yang paling sering ditemukan. Sudah merupakan pendapat umum di dunia medis bahwa alopecia totalis tidak dapat diobati, tetapi dalam kongres ini Rudolf Happle, dermatologist dari Universitas Munster, Jerman Barat, memperkenalkan suatu cara yang mempergunakan phenolen atau dinitrocllorobenzene (DNCB). Pembahasan percobaan klinis mengenai penggunaan obat ini oleh Happle beberapa bulan sebelumnya dimuat majalah Archives of Dermatology, Nopember 1978, di mana ia menyatakan bahwa bagi orang botak masih ada harapan untuk berambut kembali. Percobaan Happle dilakukan pada 80 orang, dan 89% dari mereka mendapat rambut kembali tumbuh pada bagian yang dioleskan dengan DNCB. Bagi Happle dan rekan-rekan yang membantunya belum jelas benar mekanisme khasiat terapeutik DNCB itu. Tetapi mereka menduga bahwa DNCB tampil sebagai antigen saingan bagi antigen pertama yang menyebabkan kebotakan. Belum dapat dipastikan apakah rambut baru itu bertahan lama. Dijaga Rahasianya Rambut yang sudah terbukti bertahan lama adalah hasil dari cara yang diyakinkan oleh Prof. N. Orentreich dari New York. Ahli Amerika ini menganjurkan kepada para dermatolog lainnya untuk mempergunakan cara ini secara rutin, yaitu pemindahan bagian kulit berambut subur secara operasionil. Secara keseluruhan agaknya kongres ini tidak menghasilkan sesuatu yang spektakuler. Bahkan beberapa peserta -- yang kebetulan botak -- merasa putus asa dan menyadari bahwa tidak ada obat untuk kepala botak. "Memang sudah nasib kita," kata mereka. Putu O. Sukanta, akupungturis yang membuka prakteknya di bilangan Pasar Jatinegara, Jakarta, menggolongkan penyakit ini dalam dua golongan umum. Satu yang disebabkan oleh faktor turunan (termasuk kebiasaan jenis makanan dalam suatu lingkungan misalnya) dan satu lagi yang disebabkan oleh penyakit -- panas akibat sakit, obat tertentu dan lain sebab bukan turunan. "Ini semua disebabkan oleh kelainan pada ginjal," katanya tandas. "Pengobatan botak setempat atau rontok rambut seyogianya dilakukan dengan memperkuat fungsi ginjal." Beberapa kasus botak setempat dan rontok rambut pernah berhasil ia obati dengan tusuk jarum. Namun mengenai botak total, terutama yang termasuk akibat turunan, ia menyatakan belum mampu mengobatinya. "Pengobatan ini secara emperis diterapkan oleh para sinshe, dan dijaga betul rahasianya," kata Sukanta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus