Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Yang Terbaik Tapi Lapar

Desa Sidan, Kab. Ganyar Bali yang dinyatakan sebagai desa terbaik sekabupaten bersiap akan mengikuti lomba PKK tingkat propinsi tapi ternyata sebagian rakyatnya kekurangan pangan.(ds)

28 April 1979 | 00.00 WIB

Yang Terbaik Tapi Lapar
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DALAM lomba PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) seluruh desa se-Propinsi Bali tahun ini, Desa Sidan direncanakan tampil sebagai wakil Kabupaten Gianyar. Ini tak aneh sebab pada 1977/1978 Sidan dinobatkan sebagai desa terbaik di kabupatennya. Artinya desa itu sudah menjadi desa swa-sembada alias tingkat kehidupan penduduknya dinilai baik. Namun sementara Kepala Desa AA Gde Oka harus bersiap menghadapi lomba PKK tingkat propinsi, sebagian rakyatnya di Banjar (kampung) Temisi ternyata diancam kekurangan pangan. Sidan terletak 4 Km sebelah timur Kota Gianyar. Dengan sendirinya berbeda dengan Desa Pupuan (TEMPO, 7 Oktober 1978) dan Desa Ketewel di kabupaten yang sama dan pernah juga dilanda kelaparan, desa ini tidak terpencil. Bisa dimaklumi kabar adanya penduduk yang kekurangan pangan cepat menghembus kelua Dan bantuan segera pula mengalir. Menurut Kepala Desa Gde Oka, mereka yang terancam kekurangan pangan hanya terdapat di Banjar Temisi. "Ini di luar dugaan, tapi 8 banjar lain di desa kami tidak terkena," katanya kepada I Nengah Wedja dari TEMPO. Ada 208 KK terdiri dari 1100 jiwa tinggal di banjar itu. Sebagian besar hidup sebagai petani penggarap. Tiap KK rata-rata mengerjakan sawah seluas 30 are. Untuk itu mereka mendapat pembagian sepertiga dari hasil bersih. Di luar waktu menanam padi, ditanam ubi-ubian dengan ketentuan bagi hasil antara petani dengan pemilik tetap 1 berbanding 2. Belakangan baik padi maupun ketela ini rupanya tidak membawa hasil memuaskan. Menurut beberapa orang penduduk hal itu disebabkan adanya perbaikan dam sejak September tahun lewat. Dengan perbaikan dam itu sawahsawah kekeringan. 6 Orang Dipastikan Apapun sebabnya, kekurangan pangan di kalangan penduduk Banjar Temisi tak bisa dihindari. Akhir bulan lalu Kelihan Dinas (Kepala Kampung) Banjar Temisi I Gusti Putu Semadi menghubungi Puskesmas terdekat. Dr Gde Semadhi yang mengadakan pemeriksaan terhadap penduduk tampil dengan keterangan bahwa 42 penduduk banjar itu menderita oedin ringan dan 6 tersangka kurang pangan. Keterangan yang didapat TEMPO sebelumnya menyebutkan 112 KK morat-marit hidupnya karena kehabisan pangan, 6 orang di antaranya dipastikan menderita busung lapar (HO). Pertengahan April air dari dam mulai mengalir. Dengan begitu diperkirakan penduduk memerlukan bantuan sedikitnya sampai 5 bulan lagi. Sebab baru setelah itu penduduk bisa memungut hasil pertaniannya. Tapi apakah betul garagara perbaikan dam maka penduduk Banjar Temisi kekurangan pangan? Jelantik Susila, Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali membantahnya. Menurut Jelantik, jauh sebelum perbaikan dilakukan pengumuman sudah dikirim ke berbagai instansi. Maksudnya agar yang bersangkutan berusaha menghindari kemungkinan-kemungkinan seperti yang sekarang terjadi. Dan kelaparan itu memang terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus