Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kesalahan Mesin?

3 Maret 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JARUM jam baru beranjak ke pukul 09.00. Mendadak suara gemuruh dan ledakan kuat mendobrak kesunyian di seputar Desa Sumber, Kecamatan Kradenan. Bumi berguncang bagai dihantam gempa. Ribuan warga desa panik. Mereka lari terbirit-birit ke Kantor Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, di Cepu, Jawa Tengah. Ternyata ledakan dahsyat itu berasal dari kilang gas Cepu, yang dibor sejak 5 Desember 2001. Ledakan tersebut telah menghanguskan tiga unit mesin dan 10 unit generator serta menghancurkan menara eksplorasi. Sawah petani terkena embusan gas beracun hingga bisa gagal panen. Toh, Idris Kamidjo, Manajer Umum Pertamina Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Timur, menyatakan bahwa prahara yang menimbulkan kebakaran besar itu disebabkan oleh kesalahan mesin. Penyebab itu diceritakan lebih lanjut oleh Riyanto Suwarno, Kepala Teknik Geologi Pertamina Jawa Bagian Timur. Menurut Riyanto, ketika pengeboran kilang sampai pada kedalaman 2.864 meter, sempat diadakan leak-off test untuk menguji tekanan maksimal dari formasi tanah. Hasilnya, tekanan tanah masih lebih kecil dari tekanan lumpur yang dipompakan ke dalam kilang. Itu berarti aman. Pengeboran dilanjutkan. Beban lumpur pun ditambahkan. Namun, tatkala pengeboran baru bertambah tiga meter, tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat. Bersamaan dengan itu, lidah api menyambar-nyambar langit. Boleh jadi itu karena tekanan dari dalam sumur menjadi lebih besar dari dorongan lumpur. Segera dilakukan upaya penyelamatan. Sebanyak 1.100 barel atau 176 ton lumpur dengan bantuan zat LCM yang bentuknya seperti mika disemprotkan ke dalam lubang untuk menahan serangan gas. Namun, usaha itu gagal. "Semprotan gas yang keluar jauh lebih cepat," tutur Riyanto. Bencana pun terjadi. Sebenarnya, bukan kali ini saja tragedi serupa terjadi. Pada Agustus 2000, kilang minyak Balikpapan yang berkapasitas 20 ribu barel meledak dan terbakar. Setelah diusut, penyebabnya juga peralatan, yakni pipa pendingin bagian atas pada kilang itu ternyata sudah berkarat. Pipa itu tak mampu menahan tekanan minyak, sehingga bocor. Akibatnya, bahan kimia yang mudah terbakar bercampur dengan minyak. Terjadilah ledakan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus