Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Rintisan Basis Data Kekayaan Hayati

Konsorsium Biologi Indonesia merintis pembuatan basis data keanekaragaman hayati untuk penyusunan indeks biodiversitas Indonesia. Diharapkan bisa menjadi acuan penting dalam pembuatan kebijakan.

5 Juni 2021 | 00.00 WIB

Seorang pengunjung memotret pisang hias tanah di Orchidarium (taman anggrek) di Kebun Raya Bogor, Oktober 2011./Dok Tempo/Rully Kesuma
Perbesar
Seorang pengunjung memotret pisang hias tanah di Orchidarium (taman anggrek) di Kebun Raya Bogor, Oktober 2011./Dok Tempo/Rully Kesuma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Konsorsium Biologi Indonesia merintis pembuatan basis data keanekaragaman hayati yang menjadi dasar penyusunan Indeks Biodiversitas Indonesia.

  • Tahap pertama dalam pembuatan basis data itu adalah kurasi keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh 119 kurator hayati dari 19 universitas di seluruh Indonesia yang menjadi anggota KOBI.

  • Sejak November 2020 hingga Januari 2021 telah tercatat 3.000 data spesies flora dan fauna sebagai aset biodiversitas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

SUDAH lama Sutiman B. Sumitro membayangkan adanya sistem basis data kekayaan hayati. Terlintas di pikiran pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, itu bahwa basis data tersebut adalah hasil inventarisasi oleh orang-orang di daerah yang terkoneksi serta bisa diakses secara nasional. Basis data seperti itu memang belum tersedia. "Karena sumber daya manusia, juga sistemnya, tidak ada," kata Sutiman, Jumat, 4 Juni lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus