Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Lalat tentara hitam (Black Soldier Fly) punya beragam fakta unik. Berasal dari Amerika Selatan, serangga itu kini tengah dikembangkan peneliti dan praktisi lingkungan sebagai bala bantuan untuk mengatasi limbah organik secara massal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pertama kali lalatnya ditemukan pada mayat sebagai petunjuk forensik sudah meninggal berapa hari,” kata dosen dan peneliti lalat itu di Institut Teknologi Bandung (ITB), Ramadhani Eka Putra, kepada Tempo, di sela pelatihan soal lalat itu di Bandung, Minggu 23 Februari 2020.
Ramadhani menuturkan, lalat itu hidup luas di daerah bersuhu udara hangat seperti Indonesia. Dia menyebutkan, lalat tentara hitam hanya bisa berkembang biak di suhu minimal 26 derajat Celsius.
Konon, Ramadhani menjelaskan, lalat bernama latin Hermetia illucens L. ini pertama kali dibawa ke Indonesia oleh peneliti Perancis. Keluarga dari jenis serangga ini adalah Stratiomyidae.
Lalat ini memiliki lima fase dalam satu siklus hidupnya yang sepanjang sekitar 60 hari. “Lalat dewasa umurnya pendek sekitar 7-10 hari,” kata Ramadhani
Masa singkat hidupnya itu dipakai untuk kawin dan bertelur. Setiap pejantan bisa mengawini beberapa ekor betina yang tubuhnya lebih besar. Per induk lalat lalu bisa menghasilkan 200-700 butir telur yang ditempatkan pada celah atau permukaan dari limbah organik.
Menurut Ramadhani, lalat tentara hitam tidak menyukai bahan organik seperti sayuran yang segar. Lalat yang sepintas seperti lebah kecil itu juga dipastikannya tidak membawa patogen dan bukan vektor penyakit.
Dari telur yang menetas dalam kurun 2-3 hari itu kemudian muncul larva atau belatung (maggot). Pada fase inilah makhluk berbentuk lonjong sepanjang 27 dan lebar 6 milimeter menjadi mesin pelahap limbah organik. Hampir separuh massa limbah bisa dimakannya.
"Sebanyak 10 ribu larva usia lima hari dengan total seberat dua gram dapat melahap 15 kilogram sampah basah dalam 12 hari," katanya sambil menambahkan, "Kalau 40 ribu larva usia lima hari dapat menghabiskan 15 kilogram sampah basah per hari dalam ruang pemeliharaan berukuran satu meter persegi."
Ramadhani mengatakan, pengembangbiakan lalat tentara hitam punya nilai bisnis diantaranya sebagai bahan untuk pupuk dan pakan berkandungan protein tinggi untuk ternak unggas dan ikan. Kandungan protein yang bisa mencapai 44 persen itu saat lalat di fase pre-pupa.
Selama hidupnya menjadi dewasa, lalat tentara hitam hanya minum dan tidak makan. Andalan energinya berasal dari stok makanan di tubuh dari fase sebelumnya. Riset selanjutnya menjajal larvanya sebagai kandidat untuk mengolah limbah yang terkontaminasi logam berat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini