Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa berprestasi ITB, Alifia Zahratul Ilmi, menggagas aplikasi yang dinamakan Baymin. Fungsinya untuk memadankan sebutan penyakit tertentu dalam berbagai bahasa lokal di Indonesia dengan istilah medisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Contohnya adalah sumilangeun atau menstrual cramps. Baymin nantinya akan memuat berbagai istilah medis dalam bahasa lokal di Indonesia yang berjumlah lebih dari 700 dialek. Menurut Alifia, proyek itu akan digarap secara bertahap hingga bisa diluncurkan pada 2028.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Baymin akan menjadi aplikasi di smartphone,” ujar mahasiswi Teknik Biomedis Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB angkatan 2019, juara pertama Mahasiswa Berprestasi 2022 di kampusnya itu, Rabu 20 Juli 2022.
Menurut Alifia, gawai kini berkembang mudah digunakan dan banyak dipakai orang. Sedangkan tujuan pembuatan aplikasi Baymin agar pasien, dokter, dan perawat bisa sama-sama paham soal istilah medis dan bahasa lokalnya.
Ide itu menurutnya muncul dari materi kuliah yang membahas tentang kendala komunikasi antara pasien dan petugas kesehatan di rumah sakit. Pada tugas kuliah itu, dia kebagian membuat inovasinya.
“Persoalannya ada di beberapa daerah, dokter dan pasien memiliki kendala komunikasi karena perbedaan bahasa,” kata Alifia.
Alifia mengungkap rencana sebuah tim yang akan membantu pengerjaan aplikasi ini hingga enam tahun ke depan. Adapun pendanaan ditaksir total US$ 100 ribu atau setara Rp 1,5 miliar dan akan diupayakan dari kerja sama dengan berbagai pihak. “Pengembangannya tidak terikat dengan status mahasiswa,” ujarnya.
Harapannya, aplikasi Baymin bisa efektif mengatasi kendala komunikasi di tempat pelayanan kesehatan sehingga bisa mengurangi pula waktu tunggu dari antrean pasien.