Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Manusia Purba Memburu Hujan

31 Juli 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gurun Sahara, yang luasnya melebihi Eropa Barat, ternyata menjadi saksi penjelajahan manusia prasejarah selama 5.000 tahun. Para arkeolog mencatat, ribuan tahun lalu bagian timur Sahara yang mencakup wilayah Mesir, Sudan, Libya, dan Chad menjadi tempat tinggal manusia yang berpindah-pindah. Mereka terus meng-ikuti hujan yang mengubah gurun menjadi lahan berumput.

Namun, ketika bentang alam itu mengering sekitar 7.000 tahun lalu, terjadilah pengungsian massal ke Sungai Nil dan bagian-bagian lain Afrika. Peristiwa ini memperlihatkan terjadi-nya hubungan erat antara permukiman manusia dan iklim. "Ini memberikan pelajaran bagi kehidupan manusia saat ini," demikian ditulis oleh jurnal Science dalam penelitiannya.

Menurut Dr Stefan Kropelin, konflik modern yang terjadi di Sahara kini, yakni di Darfur, juga terjadi karena soal rebutan air, makanan, dan lahan. Jadi, ini konflik purba yang muncul saat ini. "Proses ini telah terjadi ribuan tahun lalu dan memiliki tradisi panjang," kata Kropelin dari Universitas Koln, Jerman.

Bagian timur Sahara- mencakup wilayah se-luas 2 juta kilometer persegi. Tempat itu kini hampir tidak bisa dihuni manusia atau hewan, dan ini memberi peluang untuk melihat ke masa lalu.

Lebih Akurat Merekam Jantung

Para ahli berhasil membuat mesin pemindai jantung (computed tomography scan atau CT scan) yang lebih canggih dari model sebelumnya. Mesin yang menggunakan sinar X ini mampu merekam 256 irisan dan le-bih efektif ketimbang yang ada saat ini, yang hanya me-rekam 64 potongan.

Dengan mesin baru ini, berarti gambar jantung pasien dapat dipetakan secara le-bih rinci. Begitu juga jaringan pembuluh darahnya. Para ahli berharap teknologi baru ini mampu mengurangi ongkos pengobatan. "Karena meniadakan baterai pada sejumlah tes," kata Richard T. Mather, peneliti Toshiba America Medical System.

Keunggulan lain dari mesin ini adalah gambar yang dihasilkan lebih jelas. Di Amerika Serikat, saat ini ada sekitar 13 juta warga yang terkena serangan jantung secara tiba-tiba. Kehadiran alat baru itu akan membantu mereka mendeteksi penyakit jantung yang ada dalam tubuhnya.

Titan Punya Daratan

Para ahli yang meng-ikuti perjalanan wahana anta-rik-sa Cassini mengitari T-itan terperangah. Di Titan, yang me-rupakan bulan terbesar dari planet Saturnus, mereka melihat area yang mirip wilayah barat Amerika Serikat. Ada sungai, lembah, bukit, dan pegunungan. "Ini seperti gambaran di bumi saja," kata Jonathan Lunine, -ilmuwan dari Lunar and Planetary Laboratory di Universitas Arizona di Tucson.

Para ahli menamakan area itu dengan sebutan "Xanadu". Nama ini datang dari Sa-muel Taylor, penyair yang terkenal ka-rena puisi Kubla Khan. Di Xanadu itulah bisa dilihat se-suatu yang mirip jaringan su-ngai dan kanal-kanal. "Namun, cairannya bukanlah air, dan tidak ada batu di pegunungannya," kata Lunine. Cairannya berupa gas metana dan pegunungannya seperti es.

Cassini sendiri bakal melin-tasi di atas Titan dan para ahli berharap mereka menemukan danau gas metana. Wahana ini dijadwalkan memotret 20 sampai 25 persen permukaan Titan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus