BEBERAPA hari yang lalu, sebuah iklan Sanyo dalam format besar
muncul di harian Kompas. Salah satu yang menarik adalah
tentang microwave oven -- tungku dengan gelombang mikro.
Barangnya sendiri setelah dicek di pasaran ternyata belum ada.
Tapi yang penting bukan ada tidaknya sang barang itu. Cuma yang
menarik, sejauh yang diketahui khalayak ramai, micro-wave
digunakan untuk keperluan komunikasi -- seperti trans Sumatera
micro-wave sebagai hubungan telepon. Kok sekarang masuk ke
dapur?
Sejarahnya begini. Suatu hari pada tahun 1945, Percy L. Spencer
meletakkan sepotong coklat di samping sebuah pipa radar yang
hampa di bar. Percobaannya itu dilakukan di sebuah perusahaan
Raytheon di Waltham, Amerika Serikat. Dia kepingin membuat suatu
lompatan kemajuan teknis yang besar dengan itu. Ia menyediakan
sekeranjang biji jagung yang sudah dibembam dan sebutir telur
mentah. Jagung-jagung itu diletakkan berhadapan dengan sebuah
radar besar yang menggunakan antena bertanduk. Biji-bijian itu
menari-nari mlenjadi bulu kapas jagung yang putih. Berikutnya
dia meletakkan telur dekat antena bertanduk. Telur pecah meledak
Percy menemukan sesuatu yang mekjubkan. Sekarang dia dapat
memasak dengan riak gelombang radio atau microwave. Penemuannya
dipergunakan secara meluas dan saat ini ada sekitar 2 juta
manusia yang memasak dengan mIicrowave. Bahkan ada yang percaya
bahwa dengan berhasilnya ditemukan riak gelombang sebagai alat
masak baru maka mesin yang menggunakan gas pun akan jadi kuno.
Mengawetkan
Hanya dalam satu menit, alat masak microwave mampu mencairkan
minyak babi (di atas kertas handuk tanpa menyala) yang sempurna
getasnya. Memanggang sepotong kentang cuma makan waktu empat
menit saja.Microwave juga bisa digunakan untuk mengawetkan
makanan yang telah dingin sehingga tetap segar.
Ketika makanan dimasukkan dalam microwave, 2450 juta molekul
basah atau cairan menggetar dalam tiap menitnya, yang kemudian
memanaskan makanan. Gelombang elektromagnetik berasal dari
sumber tenaga magnetron yang segera menyerap ke dalam makanan.
Dan kemudian menjadi panas.
Kompor microwale pertama dibuat oleh pabrik Raytheon pada tahun
1947, dengan tanda dagang radarange. Harganya sekitar US $
3000, dan hanya sebuah perusahaan perhotelan dan restoran yang
mampu membelinya. Tapi dalam tahun 1965 Raytheon bekerjasama
dengan Amana Refrigeration dan dalam tahun 1967 Amana berhasil
membuat suatu standar kompor microwave untuk kebutuhan rumah
tangga. Baru dalam tahun 1970-an berbagai perusahaan seperti
Litton Industries, Tappan, General Electric, Thermador, Magic
Chef, Roper dan beberapa perusahaan Jepang telah memasarkan
kompor microwave ukuran kecil.
Apakah yang tidak dapat dilakukan atau pantangan bagi kompor
microwave ini? Perkakas logam tak boleh digunakan karena tidak
efektif hasilnya. Dan dagingnya tidak bisa menjadi merah tua.
Agar daging perkedel menjadi merah tua maka waktu yang
diperlukan adalah 15 menit lamanya di atas kompor. Sebuah kompor
portabel berharga antara US $ 200 sampai US $ 600. Dalam tahun
1974 telah terjual 725.000 unit dengan harga eceran seluruhnya
sebesar US $ 300 juta. Penjualan ini meningkat 65 dibanding
tahun 1973. Sedangkan dalam tahun 1976 telah terjual 1,3 juta
unit.
Tapi apakah di Indonesia itu sebagai barang konsumsi bukan
suatu kemewahan? Tentu, dong -- 'kan di sini bikin sate masih
tetap enak dengan api biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini