Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa merupakan peristiwa alam berupa guncangan di permukaan Bumi. Biasanya gempa disebabkan aktivitas tektonik dan vulkanis. Mengutip Britannica, permukaan Bumi terdiri atas lempeng tektonik dengan ketebalan rata-rata sekitar 80 ribu kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lempeng itu saling bertemu. Ada yang menunjam ke bawah atau atas. Ada pula yang saling dorong, atau bergerak melewati secara horizontal. Jika terdapat patahan atau selip akibat tubrukan lempeng akan muncul getaran. Itulah gempa tektonik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Letak kejadian di bawah permukaan Bumi disebut hiposenter (pusat gempa), seperti dikutip dari United States Geological Survey. Sedangkan gempa yang terjadi di atas lapisan itu disebut episentrum (di permukaan Bumi).
Adapun gempa yang terjadi karena aktivitas vulkanis disebabkan oleh magma di dalam gunung berapi yang sedang bergerak. Gempa vulkanis terjadi saat proses erupsi. Gempa ini hanya terasa di sekitar wilayah gunung. Getaran yang ditimbulkan gempa vulkanis merupakan tanda atau perkiraan akan terjadi erupsi. Jika aktivitas magma makin tinggi, maka akan timbul letusan yang menimbulkan efek gempa Bumi.
Gempa pun terbagi menjadi dua kategori yang merujuk letak kejadian,yaitu darat dan laut.
- Gempa darat
Gempa daratan merupakan timbulnya gelombang seismik di daratan. Peristiwa itu tersebab aktivitas tektonik di bawah daratan, gunung meletus, longsor, meteor jatuh, atau pengeboman. Gempa daratan tersebab aktivitas tektonik bisa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang luas cakupan wilayahnya. Sedangkan gempa daratan akibat gunung meletus dan longsor bersifat lokal. Adapun gempa akibat jatuhnya meteor sangat jarang terjadi.
- Gempa laut
Gempa ini terjadi di dasar laut. Gempa lautan berkemungkinan menyebabkan tsunami. Adapun dampaknya makin parah jika episentrum berada dekat dengan pantai. Kekuatan gempa bisa diukur secara ilmiah menggunakan skala besaran momen. Sedangkan intensitasnya ditentukan menggunakan skala Mercalli.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa dengan episentrum di darat pun bisa memicu tsunami, terutama tektonik. Sumber gempa berupa bidang patahan dalam bentuk rekahan kemungkinan memanjang hingga ke laut. Sumber gempa yang letaknya di darat juga bisa memicu tsunami bila menyebabkan longsoran dasar laut.
HENDRIK KHOIRUL MUHID