Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIM mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, memodifikasi sepeda motor berbahan bakar hidrogen. Purwarupa kendaraan itu adalah perwujudan penelitian dosen mereka, Sriyono, yang ingin mengembangkan kendaraan tanpa polusi udara. Mereka melepas mesin di sepeda motor matik dan memasang tabung hidrogen.
Anggota tim dari Klub Otomotif UPI, Asep Muhidin, mengatakan sepeda motor dengan bahan bakar hidrogen itu seperti kendaraan listrik yang tak bising. Saat dioperasikan dalam pameran otomotif di Gedung Sate, Bandung, pada Ahad, 24 November lalu, sepeda motor kreasi Asep dan koleganya itu meluncur tanpa suara. “Penggeraknya motor listrik,” ujar Asep.
Energi yang menggerakkan motor itu berasal dari hidrogen yang disimpan di tabung berkapasitas 1 meter kubik. Hidrogen kemudian dialirkan dengan tekanan gas 0,5-0,8 bar. Fuel cell atau konverter kemudian mengubah gas itu dengan reaksi oksigen yang diembuskan blower. “Efeknya ada loncatan atau perpindahan elektron. Itu yang dipakai jadi listrik,” kata Asep.
Menurut Asep, motor hidrogen lebih menguntungkan ketimbang motor listrik. Diperlukan waktu 1-3 jam untuk mengisi penuh daya baterai motor listrik. Mengisi ulang tabung hidrogen hanya butuh waktu 1-3 menit, seperti halnya mengisi bensin motor di stasiun pengisian bahan bakar. Namun motor hidrogen tak menimbulkan polusi.
Motor konvensional dengan bahan bakar fosil melepaskan sisa buangan berupa gas beracun dan polutan udara. Pada motor bertenaga hidrogen, reaksi gas itu menghasilkan ampas berupa uap air. Asep mengatakan konsep motor berbahan hidrogen itu sudah dapat dibuat. “Perlu penyempurnaan. Tabung masih gede, jadi kurang bagus dilihat,” ujarnya.
Kendala lain adalah tempat pengisian hidrogen untuk umum terbatas. Di Pulau Jawa, cuma ada tiga tempat, yaitu di Bekasi, Cikampek, dan Surabaya. Tim mahasiswa itu selama ini mengisi tabung hidrogen di Cikampek dengan harga Rp 150 ribu per 1 meter kubik.
Tabung gas yang dipakai itu bisa bertahan hingga lima tahun. Karena menggunakan tabung bertekanan tinggi, Asep dan teman-temannya sangat memperhatikan faktor keamanan untuk mencegah risiko ledakan jika ada bagian yang bocor. Area rawan kebocoran ada di sekitar konektor dan regulator gas. “Kalau sudah tes kebocoran, aman,” kata Asep.
Tim Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Bandung juga mengembangkan sepeda motor Hydrogen Internal Combustion Engine (Hidrogen Ice). Sama-sama menggunakan sepeda motor matik, tim LIPI tak mencopot mesinnya seperti karya Klub Otomotif UPI.
Anggota tim riset LIPI, Ahmad Dimyani, mengatakan gas dialirkan masuk ke saluran bahan bakar mesin motor berbahan bakar minyak itu. Memakai sistem injeksi dengan pengendali unit kontrol elektronik (ECU), pembakaran terjadi di ruang bakar mesin. Dari proses itu, muncul tekanan yang memutar mesin.
Sepasang tangki hidrogen kecil berkapasitas dua liter ditempatkan di bagasi bawah jok. Menurut Ahmad, hidrogen memiliki efisiensi dan energi lebih tinggi dibanding bahan bakar minyak. Kesulitannya hanya pengisian lebih banyak gas lagi.
Ilustrasi: Djunaedi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo