Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka peringatan penetapan Situs Sangiran sebagai salah satu Warisan Dunia UNESCO pada tanggal 7 Desember 1996, dan mendukung eksistensi Museum Sangiran sebagai Pusat Prasejarah Indonesia, Museum Sangiran yang berada dibawah naungan Indonesian Heritage Indonesia (IHA) berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menyelenggarakan forum ilmiah yang membahas berbagai isu terkait prasejarah Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konferensi Nasional Prasejarah Indonesia yang mengusung tema besar “Museum dan Situs Prasejarah: Kini dan Nanti” itu akan dilaksanakan pada bulan Desember 2024 dengan melibatkan berbagai kalangan, seperti akademisi, seniman, komunitas dan peneliti khususnya di bidang prasejarah dan budaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahmad Mahendra, Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency mengatakan Konferensi Nasional Prasejarah Indonesia adalah langkah penting dalam menjembatani pengetahuan dan inovasi dalam pengelolaan situs dan museum prasejarah di Indonesia. “Sebagai bagian dari bentuk komitmen IHA dalam mewujudkan pilar ketiga dari konsep reimajinasi yang kami usung, yaitu reinvigorating, kegiatan ini merupakan wujud komitmen IHA untuk mendukung para profesional museum dan juga para pelajar dan mahasiswa untuk memperluas pengetahuan,” ujar Mahendra dalam keterangannya, Jumat, 9 Agustus 2024.
Konferensi Nasional Prasejarah Indonesia merupakan forum ilmiah untuk menjaring gagasan dan ide yang dapat berguna dalam pengelolaan museum, situs, dan kawasan prasejarah ke depannya. Penjaringan gagasan dan ide akan dilakukan secara terbuka dan inklusif, guna mendapatkan sebanyak mungkin pemikiran terkait pengelolaannya.
Salah satu program utama rangkaian kegiatan ini adalah kompetisi makalah hasil penelitian seputar pengelolaan museum dan situs prasejarah di Indonesia. Pendaftaran untuk kompetisi dibuka untuk publik sejak 8 Agustus hingga 31 Agustus 2024 dengan cara mengirimkan Abstrak Makalah sesuai dengan subtema yang telah ditentukan, yakni Pengelolaan museum dan situs prasejarah di Indonesia; Studi koleksi dan informasi prasejarah Indonesia; Museum untuk edukasi publik; dan Perkembangan dan tantangan konservasi koleksi dan situs prasejarah di Indonesia.
Penyelenggara akan menyeleksi 24 abstrak makalah dan pihak terpilih akan diminta untuk menyerahkan makalah lengkap yang kemudian akan dipublikasikan sebagai Prosiding Konferensi Nasional Prasejarah Indonesia yang diterbitkan oleh BRIN. Abstrak untuk dikirim melalui tautan berikut: https://penerbit.brin.go.id/conference/kms.
St. Prabawa Putranto, Ketua Tim Cagar Budaya IHA , mengatakan penemuan benda peninggalan dan situs Prasejarah Indonesia telah diakui secara global, salah satunya dengan adanya pengakuan Situs Manusia Purba Sangiran sebagai salah satu Warisan Dunia UNESCO.
“Saat ini yang perlu kami olah dan tingkatkan adalah bagaimana kami berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan elemen masyarakat untuk mengoptimalkan pemeliharaan, pelestarian hingga pemanfaatan benda dan situs prasejarah tersebut menjadi objek edukasi dan rekreasi bagi para generasi muda,” ujar St. Prabawa.