Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Negeri di Jepitan Dua Lempeng

Berada di zona tumbukan lempeng membuat Iran rentan bencana gempa. Bangunannya tak didesain untuk menahan gempa.

4 Januari 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Benteng Arg-e-Bam, peninggalan Dinasti Safavid, yang berkuasa di Persia pada abad ke-16 hingga ke-17, itu berumur hampir 2.000 tahun. Bangunan dari bata lumpur terbesar di dunia itu oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan pendidikan dan kebudayaan (UNESCO) digolongkan sebagai Warisan Sejarah Dunia yang harus dilindungi. Tapi bangunan yang berdiri di Gurun Dasht-e-Kavir, di selatan Iran, sekitar seribu kilometer di sebelah tenggara Teheran, itu dalam satu menit rusak berat. Gempa yang menurut Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) berkekuatan 6,7 skala Richter, dua pekan silam, merontokkannya. Gempa bumi sepertinya memilih Iran sebagai sasaran rutin. Sejak gempa pertama dicatatkan terjadi pada 700 Masehi, ratusan ribu warga Iran telah terbunuh. Hampir setiap hari ada saja getaran kecil yang terjadi. Setidaknya ada 57 gempa bumi signifikan terjadi di wilayah Iran. Sebelum Bam, pada Juni 2002 giliran Qasvin dan Hamedan di Iran bagian barat dihantam gempa, yang menewaskan 200 orang. Gempa yang paling banyak menelan korban terjadi pada Juni 1990 di Provinsi Gilan dan Zanjan di barat daya Laut Kaspia, yang menewaskan 35 ribu orang. Gempa bumi secara teori didefinisikan sebagai pergerakan tiba-tiba permukaan bumi saat kulit bumi melepaskan energi. Dalam kasus Iran, gempa sering terjadi karena letak geografisnya. Iran terjepit di antara lempeng Afrika dan Arabia yang bergerak ke arah lempeng Eurasia sekitar tiga sentimeter per tahun. Gempa 1990, misalnya, terjadi karena pusat gempa berlokasi di zona tumbukan antara lempeng Arabia dan Eurasia. Area itu merupakan zona seismik sebelah utara yang membentang dari timur hingga barat sepanjang pesisir selatan Laut Kaspia. Ini wilayah dengan keaktifan gempa yang tinggi: dalam kurun 1.200 tahun telah terjadi 16 gempa berkekuatan 6 hingga 7,7 skala Richter. Skala Richter digunakan para ahli gempa untuk mengukur amplitudo gelombang gempa yang berkaitan dengan jumlah energi yang dilepaskan. Angka ini merupakan logaritma, kekuatan gempa 6,0 adalah 10 kali lebih kuat dari skala 5,0. Hingga saat ini, gempa yang paling kuat yang pernah tercatat terjadi di Cile pada 1960. Gempa itu berkekuatan 9,5 skala Richter dan menewaskan 6.000 orang. Guncangan gempa itu juga menimbulkan gelombang tsunami yang membunuh penduduk sampai di Hawaii dan Jepang. Sedangkan gempa yang paling banyak korbannya terjadi di Cina pada 1556, yang menewaskan 830 ribu orang. Banyaknya korban yang tewas dalam gempa-gempa di Iran juga disebabkan oleh sulitnya operasi penyelamatan. Gempa yang berepisentrum—pusat gempa—di permukiman itu sering terjadi pada malam hari, ketika kebanyakan warga tidur lelap di dalam rumah mereka. Kondisi cuaca juga tak bersahabat, permukiman kebanyakan dibangun di kontur pegunungan yang tak rata, dan tanah longsor menutup jalanan. Ratusan ribu bangunan hancur dan rusak berat akibat gempa. Faktor yang menyumbangkan kerusakan ekstrem itu termasuk bahan bangunan, teknik konstruksi, rancangan yang tak memadai, dan karakteristik tanah yang mudah amblas. Bahan bangunan, misalnya, kebanyakan berupa bahan yang rapuh seperti batu bata dari lumpur, blok, batako, kayu, dan bahan modern yang tak cocok untuk bangunan tradisional. Selain itu, keahlian dalam teknik konstruksi pembangunan pun kurang. Misalnya, tak ada keahlian membuat dinding bertulang, pengelasan sambungan kerangka baja tak kukuh, serta bangunan berat tak didukung penunjang yang cukup pada lantai, plafon, dan atapnya. Rancangan bangunan dan detailnya juga kurang memadai, seperti tidak didesain khusus untuk wilayah yang kerap menjadi tempat terjadinya gempa. Dody Hidayat (dari berbagai sumber)
Risalah Gempa Iran Juni 2002: Lebih dari 200 orang tewas di Provinsi Qasvin dan Hamedan di Iran ba-rat. Mei 1997: Lebih dari 1.500 orang tewas di Iran sebelah timur. Februari 1997: Sekitar 1.000 orang tewas di Iran sebe-lah barat laut. Juni 1990: Sekitar 35 ribu orang tewas di Provinsi Gilan dan Zanjan di pesisir se-latan Laut Kaspia. Setengah juta pen-duduk kehilangan tempat tinggal. Juni 1981: Lebih dari 1.000 orang tewas di Kota Golbaf. Gempa Dunia Tahun Lalu 26 Desember 2003: Sekitar 30 ribu orang tewas dan 12 ribu luka-luka di kota bersejarah Bam, Iran selatan. 21 Mei 2003: Aljazair mengalami gempa ter-buruk dalam dua dasa-warsa terakhir. Lebih dari 2.000 orang tewas dan 8.000 luka dalam gem-pa yang terjadi di sebe-rang laut Spanyol itu. 1 Mei 2003: Lebih dari 160 orang tewas, ter-masuk 83 anak-anak, di dalam sebuah asrama di Turki sebelah tenggara. 24 Februari 2003: Lebih dari 260 orang tewas dan hampir 10 ribu ru-mah hancur di Provinsi Xinjiang di Cina barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus