Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Negosiasi dengan Perampok

4 Januari 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI unik: para perampok tawar-menawar dengan korbannya soal jumlah duit yang mereka inginkan sebelum perampokan dilakukan, 7 Desember tahun silam. Korbannya adalah Zaini, warga Dusun Sumberpoh Lor, Desa Sumperpoh, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Rumah lelaki 40 tahun ini memang terpencil di tengah persawahan, sejauh 50 meter dari tetangga terdekat. Malam itu Zaini, istrinya Ruwiyah, dan anak mereka Lailatul Masruroh, 8 tahun, sudah tertidur sekitar pukul 21.00 WIB. Biasanya mereka tidur selepas pukul 23.00. Mereka kelelahan setelah seharian menerima tamu yang menghadiri se- lamatan empat bulan kehamilan Ruwiyah. Sekitar pukul 24.00 WIB, ia terjaga karena mendengar suara mencurigakan di depan rumahnya. Terbangun, Zaini mengintip dan melihat dari balik tirai jendela ruang tamu dua orang bersenjata tajam mondar-mandir di teras rumah. Zaini, guru Madrasah Ibtidaiyah Raidhotul Jannah II Sumberpoh, lalu beranjak ke kamar mandi. Ruwiyah, yang tetap di ruang tamu, melihat kedua perampok lagi mencungkil kayu ventilasi rumah. Begitu kayu ventilasi lepas, mereka memergoki Ruwiyah sedang sen- dirian. "Mana suamimu?" perampok itu membentak. Yang ditanya menjawab, "Di kamar mandi." Salah satu perampok, sambil me- ngacungkan celurit, meminta uang pada nyonya rumah. Karena ketakutan, Ruwiyah lari menyusul suaminya. Zaini semula menolak. Tapi, karena istrinya terus mendesak, lelaki itu meloloskan selembar Rp 20 ribu lewat ventilasi. Giliran perampok menampik—mereka meminta Rp 500 ribu. "Saya tak punya uang sebesar itu," ujar Zaini sembari menyodorkan lembaran Rp 10 ribu. Tak percaya tuan rumah tak beruang—Zaini adalah pemilik toko—perampok yang gusar memecahkan kaca jendela dengan celurit, lalu mendobrak pintu tripleks hingga jebol. Sementara perampok menyerbu masuk, mereka kabur lewat pintu belakang untuk meminta per- tolongan tetangga. Tapi, melihat dua perampok lain berjaga-jaga di depan rumah, Ruwiyah kembali masuk. Mendengar ribut-ribut, Lailatul keluar ke ruang tamu ketika para perampok sedang mengangkuti TV 14 inci, pemutar VCD, kipas angin, magic jar, dan termos. Dan saat Zaini kembali bersama bala bantuan, para penjahat sudah kabur. Sudah tiga kali dengan peristiwa ini rumah Zaini disatroni pencuri dan perampok. Sedangkan Kepolisian Sektor Maron hingga Jumat pekan silam belum berhasil menangkap para pelaku. "Kami tak punya ciri-ciri pelaku," kata salah seorang polisi yang ingin namanya disimpan. Sapto Yunus, Dwi Wiyana (Sumedang), Bibin Bintariadi (Probolinggo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus