Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Peneliti Sebut Manusia Purba Lucy Tidak Lebih Pintar dari Kera

Lucy adalah salah satu manusia purba pertama, yang memiliki otak yang relatif kecil, tapi memiliki fitur kemiripan dengan manusia.

17 November 2019 | 00.05 WIB

Manusia purba Lucy, dengan nama ilmiah Australopithecus afarensis. Kredit: Cleveland Museum of Natural History
Perbesar
Manusia purba Lucy, dengan nama ilmiah Australopithecus afarensis. Kredit: Cleveland Museum of Natural History

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi mengungkapkan bahwa nenek moyang manusia purba Lucy mungkin tidak lebih pintar dibandingkan kera besar saat ini seperti simpanse, gorila, dan orangutan. Lucy atau Australopithecus adalah salah satu manusia purba pertama, yang memiliki otak yang relatif kecil, tapi memiliki fitur kemiripan dengan manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebelumnya, peneliti berasumsi bahwa Lucy memiliki kecerdasan yang mirip dengan kera besar, berdasarkan fakta bahwa mereka semua memiliki ukuran otak yang sama, demikian dikutip Daily Mail, baru-baru ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, peneliti menemukan bahwa darah mengalir kurang cepat ke otak Australopithecine dibandingkan dengan kera besar modern. Bahkan, bukaan kecil seperti jendela arteri di tengkorak kera modern memungkinkan sebanyak dua kali lipat laju aliran darah ke otak.

Laju aliran darah ke otak diketahui sebagai indikasi laju metabolisme otak dan tingkat kecerdasannya. Menurut para peneliti, temuan menunjukkan bahwa kecerdasan berkembang jauh lebih cepat pada spesies manusia modern, kemungkinan sejalan dengan meningkatnya kompleksitas sosial.

Ahli biologi evolusi Roger Seymour dari University of Adelaide dan rekannya mengukur ukuran kanal yang melewati tengkorak kera besar yang hidup dan membandingkannya dengan yang ditemukan di tengkorak fosil leluhur manusia. Di antara spesies yang dipelajari para peneliti adalah gorila, orangutan dan kera, yang termasuk simpanse dan bonobo.

Mereka juga melihat manusia modern (Homo sapiens) dan sepupunya yang berusia tiga juta tahun, Australopithecus. Ukuran kanal-kanal ini menunjukkan tingkat di mana setiap hewan mampu memasok aliran darah ke otaknya, yang pada gilirannya, terkait dengan laju metabolisme dan kecerdasan otak.

Para peneliti menemukan bahwa gorila modern memiliki dua kali laju aliran darah di arteri yang melewati kanal-kanal itu dari pada Australopithecus, meskipun mereka semua memiliki ukuran otak yang sama. Selain itu, tim melaporkan bahwa kera berotak lebih kecil - terutama simpanse dan orangutan - memiliki tingkat aliran darah yang lebih tinggi ke otak mereka daripada Australopithecus.

Pada gilirannya, hal ini memberi kesan bahwa Australopithecus seperti Lucy kurang cerdas daripada simpanse, gorila, dan orangutan modern. "Hasilnya meragukan gagasan bahwa sifat-sifat neurologis dan kognitif kera besar baru-baru ini secara memadai mewakili kemampuan spesies Australopithecus," tulis para peneliti makalah mereka.

Fakta bahwa gorila memiliki dua kali laju aliran darah otak daripada Australopithecus adalah mengejutkan, demikian para peneliti mencatat dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B. "Australopithecus ditempatkan di antara kera besar dan manusia berdasarkan beberapa langkah yang berkaitan dengan otak dan kecerdasan," tambah mereka.

DAILY MAIL | PROCEEDINGS OF THE ROYAL SOCIETY B

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus