Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Laju Cepat Galur Baru

Ditemukan galur baru virus SARS-CoV-2 di Inggris yang diklaim 70 persen lebih menular daripada varian virus yang ada sebelumnya. Vaksin Covid-19 diyakini masih efektif melawan galur baru ini.

26 Desember 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemberian vaksin kepada warga Cardif, saat program imunisasi vaksin corona di Wales, Inggris, 8 Desember 2020. Reuter/Justin Tallis Medical personnel prepare to administer the Pfizer/BioNTech COVID-19 vaccine at a vaccination centre, on the first day of the largest immunisation programme in the British history, in Cardiff, Wales, Britain December 8, 2020./Justin Tallis/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Inggris memberlakukan karantina wilayah tingkat 4 di Kota London dan Inggris bagian tenggara karena merebaknya kasus Covid-19 yang dipicu galur baru virus SARS-CoV-2.

  • Galur baru virus SARS-CoV-2 yang dijuluki VUI-202012/01 itu diklaim 70 persen lebih menular ketimbang varian virus yang sudah diketahu selama ini.

  • Vaksin Covid-19 diyakini masih efektif melawan galur baru ini.

KEKALUTAN melanda seantero Inggris yang dipicu oleh galur atau strain baru virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19. Perdana Menteri Boris Johnson pun menggelar rapat darurat kabinet pada Jumat petang, 18 Desember lalu, setelah mendapatkan laporan dari para ilmuwannya yang menemukan bahwa galur baru itu 70 persen lebih mudah menular ketimbang strain yang sudah menyebar di Inggris selama ini. “Strain baru ini akan meningkatkan angka reproduksi (R0) sebesar 0,4,” ujar Johnson dalam konferensi pers selepas rapat kabinet.

Situasi itu mendesak Perdana Menteri Johnson memberlakukan karantina wilayah kategori 4 untuk Kota London dan Inggris tenggara. Padahal ia sudah mencanangkan kebijakan relaksasi “gelembung” pada 23-27 Desember, yang memungkinkan tiga rumah terdekat dalam satu permukiman berkumpul merayakan Natal. Tapi keadaan kian memburuk setelah Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan galur baru ini membuat penyebaran Covid-19 tidak terkendali. Walhasil lebih dari 40 negara menerbitkan larangan kunjungan ke Inggris.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sampai turun tangan memberi pemahaman mengenai risiko galur baru virus corona yang dijuluki VUI-202012/01 ini—yang berarti varian dalam penyelidikan 1 Desember 2020. Director Executive Health Emergency Programme WHO Michel Ryan mengatakan penemuan galur baru virus SARS-CoV-2 di Inggris bukan di luar kendali. “Varian baru suatu virus adalah bagian normal dari evolusi pandemi dan itu tidak ‘di luar kendali’,” tutur Ryan dalam konferensi pers, Selasa, 22 Desember lalu. “Kita mengalami (tingkat kontaminasi) yang jauh lebih tinggi di beberapa titik dalam pandemi ini dan kita berhasil mengendalikannya.”

Menurut David Handojo Muljono, Wakil Kepala Bidang Penelitian Translasional Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, virus SARS-CoV-2 adalah jenis virus asam ribonukleat (RNA) yang cepat bermutasi. “Mutasi adalah adaptasi untuk dapat hidup di inang dan bertahan dari sistem imun inang,” ucap David melalui pesan WhatsApp, Selasa, 22 Desember lalu. “Sedang dipelajari apa dampak mutasi ini terhadap virus dan pengaruhnya pada orang yang terinfeksi,” ujar David.

Senada dengan David, Sidrotun Naim, ahli virologi dari Universitas Surya, Tangerang, Banten, mengatakan virus pemicu Covid-19 ini berjenis virus RNA. “Virus RNA itu memang mudah bermutasi karena RNA tidak sestabil DNA (asam deoksiribonukleat),” ucap Sidrotun. Ia sudah sejak awal menduga virus Covid-19 ini akan lebih mudah menular alih-alih lebih ganas atau mematikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sidrotun mengatakan galur VUI-202012/01 mendapat perhatian luas karena kemampuan penularannya yang lebih cepat tersebut. Ia membandingkan dengan galur virus sebelumnya, galur D615G, yang juga menimbulkan kegemparan karena mutasinya terjadi di protein spike (S)—bagian dari virus yang berperan penting untuk menginfeksi sel manusia. “Kalau strain D614G itu mutasinya terjadi di protein spike atau receptor binding domain,” ujar Sidrotun, yang lebih sreg memakai istilah receptor binding motif ketimbang receptor binding domain.

Berdasarkan penelitian tim peneliti Covid-19 Genomics UK Consortium yang dipimpin Andrew Rambaut dari University of Edinburg, galur VUI-202012/01 atau yang mereka beri label galur B.1.1.7 sesuai dengan keberadaannya di pohon filogenetik itu memiliki 14 mutasi dan tiga deletion. Dalam makalah bertajuk “Preliminary genomic characterization of an emergent SARS-CoV-2 lineage in UK defined by a novel set of spike mutations” tersebut, tim peneliti menemukan enam mutasi di protein spike. Salah satunya adalah mutasi N501Y yang telah diidentifikasi sebagai pemicu meningkatnya afinitas pengikatan terhadap receptor ACE2 (angiotensin converting enzyme-2) manusia dan tikus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mutasi N501Y, menurut David, sudah teramati sejak April lalu pada virus yang menyebar di Brasil. Mutasi N501Y juga ditemukan pada virus corona di Afrika Selatan. Adapun galur B.1.1.7 ini pertama kali teridentifikasi pada seorang pasien di Kent, Inggris, 20 September lalu.

Menurut Susan Hopkins dari Public Health England, saat itu tidak ada kecurigaan apa pun karena varian merupakan sesuatu yang muncul dan hilang. Namun pada akhir November lalu timbul kecurigaan karena angka kasus infeksi di Kent dan Medway tidak menurun meski karantina wilayah diberlakukan. Setelah dilakukan penyelidikan klinis, perilaku, dan epidemiologi secara detail, termasuk pengurutan seluruh genom, ditemukan kluster galur baru di wilayah tersebut.

Sampai 15 Desember, terdapat total 1.623 kasus Covid-19 galur B.1.1.7. Sebanyak 519 kasus di antaranya berada di Greater London, 555 kasus di Kent, 545 kasus di wilayah lain di Inggris termasuk Skotlandia dan Wales, dan 4 kasus di negara lain. Dilaporkan bahwa galur baru ini sudah muncul di Denmark, Belanda, Italia, dan Australia. Menurut situs Center for Systems Science and Engineering John Hopkins University, per Rabu, 23 Desember lalu, jumlah kasus positif Covid-19 di Inggris mencapai 2.155.966 dengan jumlah korban meninggal sebanyak 69.157 jiwa. Inggris menempati peringkat keenam negara terbanyak kasus Covid-19 di dunia.

Sejauh penelitian terhadap galur baru B.1.1.7 yang telah berhasil diungkap para ilmuwan, tidak ditemukan bukti galur baru ini membuat infeksi menjadi lebih parah. Hal lain yang memunculkan kekhawatiran adalah apakah mutasi virus SARS-CoV-2 galur baru ini dapat membuat vaksin yang sedang dan telah dikembangkan menjadi tidak efektif lagi. Menurut Sidrotun, secara umum tingkat kemanjuran (efficacy) vaksin Covid-19 yang sudah ada berkisar 95 persen. “Untuk 2021, bisa disimpulkan vaksin akan efektif karena mutasi virus dalam setahun tidak sampai drastis sekali,” ujarnya.

Adapun untuk 2022, menurut Sidrotun, perlu dilakukan pengamatan yang terus-menerus terhadap virus SARS-CoV-2 tersebut. Sidrotun memberi contoh perbedaan dua virus RNA lainnya, yakni influenza dan cacar air (measles). “Virus influenza itu materi genetiknya bermutasi terus tapi proteinnya masih fungsional sehingga bisa mengelabui imunitas manusia. Jadi vaksin influenza harus terus dimodifikasi,” tutur Sidrotun. “Virus measles juga materi genetiknya bermutasi tapi proteinnya menjadi tidak fungsional sehingga vaksinnya tidak perlu dimodifikasi.”

Menurut Ravi Gupta dari University of Cambridge, Inggris, penelitian yang ia lakukan di laboratorium menemukan bahwa mutasi galur B.1.1.7 ini meningkatkan kemampuan infeksi dua kali lipat. Soal apakah vaksin yang dikembangkan dapat melawan galur baru ini, Gupta mengatakan hampir dipastikan bisa, setidaknya untuk setahun ini. Menurut dia, vaksin itu melatih sistem kekebalan tubuh untuk menyerang berbagai bagian virus. Jadi, meskipun bagian dari spike telah bermutasi, vaksin seharusnya tetap ampuh. “Tapi, kalau mutasinya dibiarkan bertambah, Anda harusnya mulai khawatir,” ujar Gupta.


DODY HIDAYAT (VIROLOGICAL.ORG, WHO.INT, BBC, BUSINESSINSIDER, MIRROR, NBCNEWS, FORBES)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Dody Hidayat

Dody Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Saat ini, alumnus Universitas Gunadarma ini mengasuh rubrik Ilmu & Teknologi, Lingkungan, Digital, dan Olahraga. Anggota tim penyusun Ensiklopedia Iptek dan Ensiklopedia Pengetahuan Populer.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus