Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INDONESIA Financial Group (IFG), merek baru PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), sedang dikejar waktu. Induk badan usaha milik negara perasuransian dan penjaminan ini ditargetkan beroperasi mulai awal 2021. Salah satu tugas pentingnya sudah menunggu: melanjutkan perjalanan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), lengkap dengan tunggakannya ke ribuan pemegang polis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membawahkan sembilan BUMN, dengan total aset Rp 76,2 triliun, IFG telah menyodorkan izin usaha perasuransian IFG Life kepada Otoritas Jasa Keuangan pada Oktober lalu. Inilah yang akan menampung pengalihan portofolio dari Jiwasraya. “Sedang dikaji. Kami terus berkomunikasi dengan OJK,” ujar Direktur Utama Indonesia Financial Group Robertus Bilitea, Selasa, 22 Desember lalu. Kepada Retno Sulistyowati, Aisha Shaidra, dan Khairul Anam dari Tempo, mantan Direktur Hukum Lembaga Penjamin Simpanan ini memaparkan rencana restrukturisasi yang disiapkan IFG.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana pembahasan restrukturisasi polis Jiwasraya? Berapa besar yang akan beralih ke IFG Life?
Yang terlibat aktif dalam pembahasan adalah Jiwasraya. Kami terlibat di pendanaannya. Jadi, kalau misalnya polis yang akan dialihkan Rp 26 triliun, berarti kami harus siapkan dana sebesar itu.
Kapan pembayaran klaim tunggakan bisa dimulai?
Pembayaran akan dilakukan setelah migrasi portofolio selesai. Nanti kami lihat program restrukturisasinya. Di situ ada jadwal pembayaran. Itu yang kami akan ikuti. Jika di situ, misalnya harus membayar pada akhir 2021 atau awal 2022, kami siap. IFG Life akan membayar sesuai dengan jadwal restrukturisasi yang sudah disepakati oleh pemegang polis dan Jiwasraya.
Dari mana sumber pembiayaan?
Estimasinya kan sekitar Rp 26,7 triliun (setara dengan proyeksi polis hasil restrukturisasi yang akan dialihkan). Sebanyak Rp 22 triliun diharapkan dari pemegang saham (Kementerian Keuangan). Itu termasuk untuk memenuhi rasio modal (risk based capital), pendirian IFG Life, dan menata bisnis baru. Yang datang dari Jiwasraya bukan bisnis baru. Sumber pendanaan lain adalah dari bisnis baru kami.
Tapi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 hanya mampu menyediakan Rp 12 triliun, sisanya disiapkan pada APBN 2022. Kabarnya IFG akan pinjam dari PT Taspen (Persero)?
Sebagai salah satu opsi, fund raising dari Taspen sekitar Rp 10 triliun. Pembicaraannya sedang berjalan.
Kalau dikalkulasi, lebih baik mana: tetap di Jiwasraya dengan pengembalian klaim utuh atau pindah ke IFG tapi pengembaliannya bertahap mengikuti restrukturisasi?
Menurut saya, sebaiknya nasabah bersedia direstrukturisasi dan beralih ke IFG. Karena IFG punya kemampuan untuk melayani pengembalian kewajiban yang telah disetujui restrukturisasinya. Kalau tidak bersedia direstrukturisasi dan memilih tetap di Jiwasraya, ada risiko untuk bisa mendapatkan pemanfaatan polis sesuai dengan yang disepakati di awal. Sebab, kondisi finansial Jiwasraya sudah terbuka, sama sekali enggak sehat.
Apa bedanya status nasabah yang tinggal di Jiwasraya dan nasabah yang beralih ke IFG Life nanti?
Yang setuju restrukturisasi dan mau berpindah ke IFG Life akan kami buatkan perjanjian dengan Jiwasraya. Ada dokumen hukum yang mengikat kami dengan nasabah tersebut. Bagi yang tidak bersedia restrukturisasi, berarti mereka tidak ada perjanjian restrukturisasi. Jadi yang mereka pegang adalah kontrak existing dengan Jiwasraya.
Artinya risiko tanggung sendiri kalau enggak mau ikut restrukturisasi?
Kami tidak bicara begitu. Yang jelas, kalau tidak bersedia restrukturisasi, berarti dia ada di Jiwasraya dengan kondisi finansial yang apa adanya saat ini.
Bagaimana perkembangan perizinan IFG Life?
Setelah ada keputusan Dewan Perwakilan Rakyat, kami segera mendirikan IFG Life pada Oktober. Di situ juga kami menyiapkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk perizinan operasi ke OJK, seperti struktur organisasi, bisnis, dan sistem. Kami sudah ajukan ke OJK. Saat ini permohonan izin sedang di-review.
Apakah mungkin bisa beroperasi sesuai dengan target Januari 2021?
Kalau izin bisa segera dapat, kami yakin mungkin. Kami sudah mulai melengkapi dengan perangkat operasional lainnya. IFG Life sudah mulai bergerak untuk menyiapkan bisnis barunya.
Seperti apa skema bisnis baru itu?
Ruang yang tadinya dimiliki Jiwasraya akan digarap oleh IFG Life. Kami akan bergerak di sektor asuransi kesehatan dan dana pensiun. Pasarnya masih terbuka. Pertumbuhan asuransi jiwa itu tiga kali lipat dari asuransi umum. Profitabilitas masih bagus. Begitu juga dana pensiun, pasarnya masih besar. Dan ketiga, menggarap perpindahan portofolio hasil restrukturisasi nasabah Jiwasraya, mengembangkan portofolio yang dilimpahkan ke kami. Dari ketiga lini bisnis itu kami yakin IFG akan tumbuh baik ke depan dan akan menguntungkan secara jangka panjang.
Menggarap pasar Jiwasraya? Apa enggak akan berebut karena Jiwasraya masih ada?
Tidak akan pernah berebut karena Jiwasraya akan beroperasi terbatas. Dan kelihatannya juga tidak akan menjalankan usaha lagi setelah portofolionya ditransfer ke IFG Life. Jadi yang aktif IFG Life.
Jiwasraya menjalankan kewajiban yang tersisa saja?
Menyelesaikan existing kewajibannya dengan aset yang tersisa.
Semua akan beralih dan IFG Life akan menjadi satu-satunya BUMN asuransi?
Ya. Satu-satunya perusahaan asuransi yang seluruh sahamnya dimiliki negara.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo