Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat antariksa dari Uni Emirat Arab yang sedang mengorbit di Mars, Hope, berhasil merekam pancaran aurora terbaik yang pernah terlihat dari planet itu. Para ilmuwan bisa terbantu untuk bisa memahami bagaimana Mars kehilangan atmosfer tebal yang pernah dimilikinya miliaran tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aurora muncul ketika partikel dari solar wind atau badai matahari yang berenergi tinggi menyapu atmosfer, menularkan energinya saat bertabrakan dengan atom-atom oksigen di lapisan atas atmosfer dan membuat mereka bercahaya. Di Bumi, partikel-partikel berenergi tinggi seperti itu akan mengarah ke kutub karena pengaruh medan magnet. Mars tidak memiliki medan magnet global yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, sebagian kerak Mars masih mengandung sisa-sisa medan magnetik yang meluruh dari planet tersebut. Ini yang menjelaskan fenomena aurora lokal bisa muncul di Mars, yakni di sepanjang zona magnetik itu.
Kemilau aurora Mars seharusnya bisa terlihat pada malam tapi tidak pada gelombang cahaya tampak. "Aurora itu pucat, dan seluruh instrumen sensitif terhadap gelombang cahaya tampak di Mars didesain untuk mengambil gambar dalam kondisi siang," kata Justin Deighan dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat, anggota tim misi Hope.
Spektrometer di pesawat antariksa Hope merekam gambar-gambar dalam gelombang ultraviolet, panjang gelombang yang lebih pendek daripada yang pernah digunakan pesawat antariksa lain yang pernah merekam Mars. Hasilnya, Hope merekam gambar aurora lebih detail.
Memahami aurora lokal di Mars dapat membantu para peneliti menentukan bagaimana planet itu bertransformasi, dari dugaan dunia yang bisa dihuni dengan atmosfernya yang tebal menjadi planet kering dan hampir tanpa atmosfer seperti saat ini.
Hope merekam gambar aurora itu tak lama setelah memasuki orbit Mars pada 23 Mei 2021. Misinya dirancang bertahan selama dua tahun, menjadikan penelitian harus mampu menguji lebih detail aurora sebelum periode misi itu berakhir.
mars hopeSeorang anggota staf terlihat di ruang kontrol Pusat Luar Angkasa Mohammed bin Rashid menjelang peluncuran misi penjelajahan ke Planet Mars, Hope Probe di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu malam, 19 Juli 2020. REUTERS/Ahmed Jadallah
"Kami mampu menangkap gambar-gambar seperti itu secara reguler, sehingga kami berharap lebih sering merekam gambar aurora itu kapanpun mereka terjadi, dan itu akan memungkinkan kami mempelajari lebih banyak aurora lokal dan kenapa mereka terjadi," kata Hessa Al Matroushi, ketua tim saintifik misi Hope.
Hope atau dalam bahasa Arab disebut Al Amal secara formal dikenal sebagai Emirates Mars Mission (EMM). Misi sebenarnya mempelajari atmosfer, bukan pada medan magnet Mars. Gambar-gambar detil aurora dianggap bonus yang didapat dari misi senilai US$ 200 juta atau setara saat ini dengan Rp 2,9 triliun itu. "Melihatnya jadi seperti mendapat berkah," kata Hesa.
NEW SCIENTIST | NATURE