Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika sebuah sistem tata surya adalah sebuah keluarga, ini artinya beberapa planet diketahui telah minggat dari rumahnya. Apakah itu karena keinginannya sendiri atau tidak, sekali mereka lepas dari gaya gravitasi keluarganya, nasib mereka sudah pasti akan berujung sebatang kara, mengembara sendirian selamanya, tanpa bintang induk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ahli astronomi menyebut planet-planet yang melayang tak tentu arah (rogue planets). Menemukannya di belantara alam raya adalah tantangan yang ekstrem karena jelas obyek itu tak bercahaya. Tapi inilah pekerjaan tim peneliti di kolaborasi OGLE (Optical Gravitational Lensing Experiment) dan kolaborasi KMTN (Korean Microlensing Telescope Network).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu tim dari kedua kelompok itulah yang mengumumkan penemuan terbaru, sebuah planet tak tentu arah bermassa rendah, seukuran Bumi atau Mars. Tim itu memastikan tak menemukan bintang di sekitarnya, dan jaraknya dari Bumi tak terkonfirmasi. "Teknik microlensing efektif untuk menemukan planet-planet seukuran massa Bumi yang melayang bebas di alam raya," bunyi pernyataan tim penelitinya.
Makalah berisi penemuan itu berjudul “A terrestrial-mass rogue planet candidate detected in the shortest-timescale microlensing event” dan dimuat dalam situs makalah pra-publikasi, arxiv.org, pada 29 September 2020. Di sana dicantumkan 30 anggota tim penelitinya yang terlibat penemuan itu dengan ketua tim Przemek Mróz, mahasiswa postdoktoral bidang astronomi di Caltech, Amerika Serikat.
Tentang asal muasal rogue planets, para ahli astronomi berpikir kalau di awal usia sebuah sistem tata surya, beberapa planet yang bermassa rendah pastik akan terlepas dari cengkeraman gravitasi bintang induk. Berdasarkan teori yang ada, planet yang kemungkinan terlempar ke luar itu adalah yang seukuran Bumi hingga yang berukuran 30 persen dari Bumi.
Diduga ada miliaran, malah triliunan planet-planet 'sebatang kara' yang melayang bebas di Galaksi Bima Sakti. Teknik microlensing menawarkan metode untuk menemukan mereka. Tapi tentu tidak mudah. Bukan saja karena mereka gelap dan tak bercahaya. Tapi juga peristiwa microlensing untuk obyek sekecil itu terjadi pada skala waktu yang sangat singkat.
Obyek rogue planet yang baru, diberi nama OGLE-2016-BLG-1928, ditemukan dalam sebuah peristiwa microlensing yang bertahan hanya 41,5 menit. Itu disebut sangat singkat untuk bisa mengumpulkan data yang detail.
Hanya empat rogue planet serupa ini yang pernah ditemukan sebelumnya, masing-masing juga dalam skala waktu microlensing yang singkat. "Tapi secara keseluruhan ini cukup untuk menyediakan bukti keberadaan populasi rogue planets di Galaksi Bima Sakti," tulis tim penelitinya.
UNIVERSE TODAY | ARXIV.ORG