Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesies predator Sungai Amazon ikan arapaima ditemukan di Garut, Jawa Barat. Ikan arapaima itu ditemukan saat banjir besar di Garut, pada Jumat, 15 Juli 2022. Ada dua ekor ikan arapaima gigas yang ditemukan warga. Video penemuan ikan arapaima gigas itu pun viral di media sosial. Video itu diunggah dalam akun Instagram @infojawabarat. Menurut keterangan di akun tersebut, ikan arapaima itu sudah mati.
Apa itu ikan arapaima?
Arapaima Gigas. Wikipedia.org
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip laman Smithsonian's National Zoo and Conservation Biology Institute, arapaima ikan air tawar berukuran besar dan ramping yang berasal dari aliran lembah Sungai Amazon. Ikan arapaima mampu menghirup banyak udara, memungkinkannya untuk bertahan hidup di tempat yang rendah tingkat airnya. Arapaima salah satu spesies ikan air tawar terbesar di dunia yang beratnya bisa mencapai ratusan kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama genus Arapaima berasal dari kata tupí-guaraní untuk ikan air tawar ini. Spesies ini juga dikenal sebagai pirarucu di Brasil, yang berarti ikan merah. Di Peru, ikan arapaima disebut paiche.
Arapaima pernah dianggap sebagai genus dari hanya satu spesies, arapaima gigas. Spesies arapaima gigas paling banyak diteliti dari semua subspesies. Namun, sebanyak 4 spesies berbeda telah ditemukan. Adapun yang terbaru ditemukan di sungai Solimões di Brasil. Arapaima leptosoma ditemukan pada 2013. Arapaima mapae berasal dari Lago do Amapá di Brasil. Spesies terakhir, Arapaima agassizii.
Ciri fisik ikan arapaima
Mengutip AZ Animals, panjang ikan arapaima bisa mencapai 3 meter, bahkan beberapa sumber menyebut panjang maksimalnya 4,7 meter. Beratnya mencapai 220 kilogram. Arapaima memiliki kepala berwarna hijau seperti tembaga dan tubuhnya agak gelap. Ekornya ditutupi sisik merah. Itu sebab disebut juga dengan Pirarucu atau ikan merah di Brasil.
Sisik ikan Arapaima besar melindungi dari serangan piranha dan predator lainnya. Satu keping sisiknya bisa berukuran panjang 6 sentimeter. Tubuhnya ramping dan sirip ekor yang bulat yang berfungsi untu bergerak lambat di sungai. Sirip punggung ikan ini menyeluruh.
Seluruh spesies arapaima berasal dari Amerika Selatan, khususnya di Brasil, Peru, dan Guyana. Data populasi genus Arapaima tak mencukupi, sehingga status konservasinya adalah Data Deficient . Terlepas dari kenyataan ini, arapaima besar dilindungi oleh pembatasan pemanenan dan ekspor. Itu karena arapaima besar lebih sulit ditemukan di alam liar, kemungkinan karena penangkapan ikan yang berlebihan dan hilangnya habitat.
Mangsa dan predator
Mengutip National Geographic, Arapaima bertahan hidup tak hanya memangsa ikan, tapi juga buah-buahan, biji-bijian, dan serangga. Arapaima memosisikan diri di bawah mangsanya, kemudian menelannya di dekat permukaan air. Cara memangsa itu menimbulkan pusaran seperti mengisap yang memaksa mangsa masuk ke dalam mulut arapaima. Mangsanya dilumatkan lidahnya yang ramping dan deretan gigi yang keras.
Lapisan sisik keras ikan arapaima dewasa melindungi dari serangan predator reptil rainforest caiman satu-satunya makhluk yang diketahui memangsa arapaiman..
Manusia juga ancaman terbesar ikan arapaima. Sebab, ikan arapaima telah dianggap sebagai sumber makanan oleh penduduk lokal Amerika Selatan selama bertahun-tahun. Belum lagi ekspor dalam jumlah terbatas. Penangkapan ikan yang berlebihan telah menyebabkan penurunan populasi arapaima.
Reproduksi ikan arapaima
Perkembangbiakan arapaima saat banjir dan musim kemarau di habitat aslinya. Selama setengah tahun ada kondisi kekeringan, dan separuhnya banjir. Selama musim kemarau, Arapaima betina mempersiapkan sarang dengan pasangannya. Sarang ini lebarnya sekitar 51 sentimeter x 20 sentimeter di dalam lumpur lunak. Di sarangnya, arapaima betina bisa menyimpan hingga 50.000 telur. Telur yang disimpan saat musim kemarau akan menetas dan berkembang biak ketika banjir musim hujan.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.