Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Puskesmas di Bandung Bikin Obat Puyer, Gantikan Bentuk Sirop yang Sedang Dilarang

Pengalihan dari obat sirop itu dilakukan sejak Rabu, 19 Oktober 2022, menyusul maraknya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.

20 Oktober 2022 | 21.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi obat(pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Puskesmas di Kota Bandung membuatkan obat puyer untuk anak dari obat tablet yang digerus oleh petugas farmasi. Pengalihan dari obat sirop itu dilakukan sejak Rabu, 19 Oktober 2022, menyusul maraknya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maraknya kasus tersebut memaksa Kementerian Kesehatan, lewat surat keluaran 18 Oktober 2022, meminta tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirop. Pun seluruh apotek agar tidak menjual obat bebas dan bebas terbatas jenis yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Itu sebabnya inisiatif membuatkan obat puyer lahir di Puskesmas di Jalan Pasundan, Kota Bandung. Kepalanya, S.N. Ningsih, memastikan inisiatif sesuai dengan surat dari Kemenkes. “Aturan yang ada kita kerjakan sambil menunggu pernyataan resmi dari Kepala Dinas Kesehatan,” kata Ningsih saat ditemui di Puskesmas Pasundan, Kamis 20 Oktober 2022.

Dia mencontohkan parasetamol yang diganti dari sirop ke bentuk puyer dengan dosis yang sesuai. Cara pembuatannya dilakukan secara manual yaitu menggerus obat tablet menjadi bubuk.”Kalau khasiat obatnya tetap sama,” ujarnya.

Jika pasokannya kurang, kata Ningsih, seluruh puskesmas di Kota Bandung yang berstatus Badan Layanan Daerah, bisa membeli obat sendiri sesuai formalorium nasional. Sesuai aturan pemerintah, puskesmas dilarang belanja obat di luar daftar obat resmi itu. “Jadi, misalnya parasetamol kurang, kami nggak selalu menunggu,” kata Ningsih.

Sebelum belanja obat sendiri, Puskesmas harus minta persetujuan Dinas Kesehatan agar tidak tumpang tindih.

Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, mengatakan, sampai Rabu siang diketahui ada seorang anak yang mengalami gagal ginjal akut. “Laporannya ada satu kasus pada Agustus, jadi sekarang sudah sembuh,” katanya, Rabu, 19 Oktober 2022. Pasien itu menurutnya bukan balita.

Sementara soal obat bentuk sirup, dia menganjurkan agar obat sirup bisa diganti dengan bentuk lain. "Anjurannya jangan cair dulu yang penting. Bentuk lain boleh, misal tablet yang digerus," ujarnya.

Anhar meminta setiap warga jika anaknya bergejala gagal ginjal akut agar segera memeriksakan diri ke dokter. Menurutnya gejala penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu bisa ada demam atau tidak, mual, diare, batuk, serta terjadi penurunan frekuensi dan volume urine atau air kencing.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus