Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus mematangkan model subsidi energi atau bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan bermotor. Terbaru, sinyal pembatasan BBM bersubsidi disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa, 9 Juli 2024.
PT Pertamina (Persero) bakal mengganti bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dengan Pertamax Green 92. Pergantian ini menjadi bagian dari program Langit Biru yang digarap oleh Pertamina. Berikut 4 perbedaan antara Pertalite dengan Pertamax Green 92
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Kadar Research Octane Number (RON)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Auto 2000, bilangan oktan adalah satuan angka yang menunjukkan nilai suatu bahan bakar. Bilangan oktan ini juga disebut dengan Research Octane Number (RON). Semakin tinggi nilai oktan, maka akan semakin ramah lingkungan.
Adapun, Pertalite memiliki kadar RON 90. Ini adalah jenis bahan bakar yang memiliki kualitas standar dan dianjurkan untuk pemakaian kendaraan roda dua. Namun, menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, nilai oktan yang boleh dijual itu 91, karena semakin rendah oktan bahan bakar, maka lebih berpotensi menjadi penyebab polusi udara.
Sementara itu, Pertamax Green 92 memiliki kadar RON 92 yang dihasilkan dari peningkatan kadar oktan dengan mencampur Pertalite (RON 90) dengan bioenergy, Etanol sebesar 7 persen (E7).
2. Campuran Bahan Nabati
Pertamax Green 92 menggunakan bioenergi etanol yang merupakan energi terbarukan yang sudah teruji oleh WWFC (Worldwide Fuel Charter). Etanol itu pun dihasilkan dari molases tebu dan menjadi bahan bakar nabati yang terbarukan. Akibatnya, kehadiran Pertamax Green 92 diklaim dapat menurunkan emisi.
3. Keberlanjutan dan Regulasi
Kehadiran Pertalite sendiri Tidak memiliki fokus khusus pada aspek keberlanjutan. Sementara, Pertamax Green 92 dapat mendukung program pemerintah dalam penggunaan energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon, sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P20/Menlhk/Setjen/Kum1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang.
Mengenal jenis BBM
Saat ini BBM yang dijual Pertamina ada empat jenis, yaitu Pertalite yang memiliki nilai oktan 90 (RON 90), Pertamax dengan oktan 92 (RON 92), Pertamax Green (RON 95), dan Pertamax Turbo (RON 98).
1. Pertalite
Pertalite dapat dikenali dengan ciri warna hijau terang dan jernih. Jenis BBM Pertalite ditujukan untuk mesin dengan kompresi 9:1 hingga 10:1 Untuk angka oktannya lebih tinggi dibandingkan Premium, yakni 90. Pertalite mempunyai kelebihan, yaitu harga terjangkau, irit, dan mampu menempuh jarak hingga 51 km, cocok pada kendaraan bermesin bensin yang saat ini beredar di Indonesia.
2. Pertamax
Jenis BBM Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan dengan kompresi 10:1 sampai rasio 11:1. Pertamax memiliki oktan minimal 92 berstandar internasional. Pertamax sangat direkomendasikan pada kendaraan yang memiliki kompresi rasio 10:1 hingga 11:1 atau kendaraan yang menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI).
BBM jenis ini dilengkapi kemampuan ecosave technology yang bisa membersihkan mesin hingga ke bagian terdalam (detergency) serta pelindung anti karat (corrosion inhibitor). Satu liter Pertamax bisa digunakan untuk perjalanan 39,8 km.
3. Pertamax Turbo
Pertamax Turbo adalah BBM hasil kolaborasi Pertamina dan perusahaan mobil mewah, Lamborghini. Jenis BBM Pertamina yang satu ini diproduksi dengan menggunakan formula Ignition Boost Formula (IBF).
Pertamax Turbo memiliki angka oktan 98, dan kadar sulfur rendah sehingga tidak merusak kualitas udara di sekitar kita. Sangat tepat untuk kendaraan dengan kompresi 12:1 – 13:1. Jenis BBM ini direkomendasikan untuk kendaraan sport dan setiap satu liter bisa untuk 18,97 km perjalanan.
4. Pertamax Green
Dikutip dari laman MyPertamina, Pertamax Green 95 adalah produk terbaru dari PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading. Produk ini memiliki nilai oktan RON 95 dengan emisi gas buang yang rendah.
Jenis ini menggunakan etanol 5% yang membuat akselerasi kendaraan lebih responsif dalam mencapai kecepatan maksimal. Etanol yang digunakan berasal molase tebu atau merupakan bahan bakar nabati dengan bauran energi terbarukan.
MICHELLE GABRIELA | MELYNDA DWI PUSPITA | FANI RAHMADANI
Pilihan editor: Serba-serbi BBM Bersubsidi dan Aturannya