Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JARAK Tokyo ke Washington, DC, Amerika Serikat, sekitar 7.700 kilometer. Namun jarak sejauh itu tak mampu mengusir rasa takut warga kota ini dan juga kota-kota lain di negeri itu kala reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi di Kota Okumamachi, Prefektur Fukushima, menyemburkan material radioaktif. Okumamachi berjarak sekitar 250 kilometer ke arah timur laut dari Tokyo.
Akibat ulah Daiichi, warga Washington, Los Angeles, Florida, hingga Honolulu ramai-ramai memborong tablet yodium dan gaugemeter. Gaugemeter untuk mengukur tingkat radiasi radioaktif, sedangkan tablet yodium diminum untuk mencegah akumulasi radioaktif yodium di kelenjar tiroid.
”Yang tidak mendapat tablet yodium menangis histeris. Mereka ketakutan sekali,” kata Alan Morris, Direktur Anbex, salah satu pembuat tablet yodium di Florida, Selasa pekan lalu. Menurut dia, stok tablet yodium di gudangnya sudah menipis karena diborong. ”Mereka sudah tidak waras lagi,” Deborah Fleming Wurdack, pemilik Fleming Pharmaceuticals di Missouri, mengeluh melihat kelakuan para pemborong tablet yodium itu.
Di Tokyo, ketakutan dan kebingungan itu bisa tercium di udara. Tablet yodium di apotek habis diborong. Di stasiun kereta supercepat Tokyo, penumpang mengular memburu kereta yang akan mengantar mereka menjauhi Daiichi.
Gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Jepang pada Jumat siang dua pekan lalu merusak sistem pendingin reaktor nuklir Fukushima Daiichi. Tanpa pendingin, walaupun sudah dimatikan, tiga inti reaktor nuklir Daiichi masih membara dan terus memanas. Perusahaan pengelola pembangkit, Tokyo Electric Power Co (Tepco), sudah menggelontori reaktor dengan air laut dengan pompa pengganti. Tapi panas dalam reaktor belum menunjukkan gejala turun.
Tiga kali ledakan hingga Selasa pekan lalu merusak bangunan selubung luar ketiga reaktor. Uap tebal mengepul ke angkasa. Semburan uap panas itu, menurut guru besar rekayasa nuklir Osaka University, Keiji Miyazaki, menunjukkan inti reaktor sudah kepanasan. ”Panasnya bisa mencapai seribu derajat Celsius,” kata Iwan Kurniawan, 54 tahun, doktor fisika nuklir dari Tsukuba University, Jepang. Panas inilah yang mendidihkan air dalam tangki reaktor (lihat infografis).
Akumulasi uap membuat tekanan dalam tangki reaktor melonjak. Takut tekanan itu meledakkan tangki reaktor, Tepco memutuskan membuka katup dan melepaskan uap panas. Tekanan uap panas yang bercampur dengan gas hidrogen inilah yang meledakkan selubung luar reaktor. Ledakan terjadi, Miyazaki menduga, karena ketika dilepas gas hidrogen bereaksi dengan oksigen.
Hingga Rabu pelan lalu, Tepco dan pemerintah Jepang belum juga berhasil mengendalikan tiga reaktor Daiichi. Iwan menduga inti reaktor yang berisi bahan bakar nuklir sudah meleleh. ”Buktinya, sudah ada material radioaktif sesium dan yodium yang terlepas ke udara,” katanya.
Bagaimana kondisi sebenarnya di dalam reaktor Daiichi memang tak terang benar. Informasi dari Tepco dan Sekretaris Kabinet Yukio Edano pun simpang-siur. Rabu siang, Endo mengatakan inti reaktor Daiichi 3 ditakutkan sudah berantakan dan berpotensi melepaskan radiasi tinggi. Namun, malamnya, Edano meralat pernyataannya. ”Kemungkinan kerusakan inti reaktor Daiichi 3 sangat rendah,” ujarnya.
Informasi yang simpang-siur seperti inilah yang membuat warga Jepang mulai hilang kesabaran. Gubernur Prefektur Fukushima, Yuhei Sato, mengatakan, ”Kegelisahan dan kemarahan warga Fukushima sudah mendekati titik didih.”
Berapa lama panas dalam reaktor Daiichi akan bertahan, sulit dipastikan. Menurut Iwan, normalnya panas itu akan turun dalam beberapa hari jika reaksi dalam reaktor bisa dimatikan sempurna. Melihat Daiichi yang masih terus berulah, Iwan menduga batang kontrol reaktor bermasalah akibat gempa sehingga mungkin masih terjadi reaksi nuklir dalam reaktor.
Reaktor Daiichi ini sebenarnya sudah uzur dan menjelang memasuki masa pensiun. Ketiganya dibangun pada awal 1970-an. Kelima pembangkit Daiichi menggunakan model boiling water reactor tipe Mark I yang dibuat General Electric. Ini merupakan teknologi reaktor generasi kedua. ”Pada masa itu, teknologi ini sudah yang terbaik,” kata Iwan.
Masalah pada reaktor Mark I ini sebenarnya sudah tercium sejak awal pembangunan. Dale D. Bridenbaugh, mantan pegawai General Electric, mengungkapkan kritiknya atas Mark I. Dia bersama dua rekannya mempertanyakan daya tahan Mark I menahan tekanan kala sistem pendingin bermasalah seperti yang dihadapi Tepco. General Electric kemudian menganalisis dan memperbaiki reaktor Mark I. Tapi apakah perbaikan itu mampu menahan tekanan seperti di reaktor Daiichi? ”Yang bisa saya katakan, Mark I masih agak rentan menanggung kecelakaan.”
Sapto Pradityo (Yomiuri Shimbun, Asahi Shimbun, BBC, Washington Post, New York Times, ABC)
Gempa berkekuatan 9 skala Richter mengguncang Jepang dan memicu tsunami. Gempa otomatis mematikan operasi reaktor nuklir di Fukushima Daiichi 1, 2, dan 3.
Perusahaan listrik Tokyo Electric Power Co (Tepco) melaporkan ada masalah di Daiichi 1, 2, dan 3.
Perdana Menteri Naoto Kan mengumumkan status darurat nuklir.
Penduduk dalam radius 3 kilometer dari Daiichi diminta mengungsi.
Reaktor Daiichi 1 menyemburkan uap panas tebal mengandung radioaktif.
Ledakan meruntuhkan bagian penutup reaktor 1.
Awak Tepco mulai memompakan air laut untuk mendinginkan reaktor.
Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengumumkan reaktor 3 dalam bahaya.
Ledakan besar merobohkan selubung luar Daiichi 3, tapi inti reaktor dilaporkan tetap utuh.
Ledakan di Daiichi 2 merusak sebagian bangunan luar reaktor.
Radiasi di sekitar reaktor 2 dan 3 mencapai 400 milisievert.
Kebakaran di kolam Daiichi 4, tempat menyimpan bahan bakar nuklir yang telah terpakai.
Perdana Menteri Naoto Kan memerintahkan warga dalam radius 30 kilometer dari Daiichi tak meninggalkan rumah.
Kebakaran terjadi lagi di kolam unit 4.
Struktur Reaktor Daiichi
- reaktor
- bahan bakar
- batang kontrol reaksi
- sirkulator
- batang kendali
- pipa uap ke turbin
- pipa pemasok air ke reaktor
- pipa pendingin dari air laut
- penghambat panas
- pipa air ke reaktor
- pompa air laut
- dinding beton
Akibat Tsunami
- Tsunami mematikan generator untuk mendinginkan reaktor
- kendati reaktor sudah dimatikan masih terus memanas
- Tanpa pendingin reaktor pun membara
- Awak Tepco memompa air untuk merendam reaktor.
- Dinding zirkonium reaktor bereaksi dengan uap air melepaskan gas hidrogen.
- Gabungan tekanan uap panas dan gas hidrogen meledakkan penutup reaktor.
- Uap panas bersama sebagian kecil radioaktif terlepas ke udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo