Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Robot Berotak Mencit

1 September 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Robot pintar, apalagi punya perasaan bak manusia, adalah mimpi para penemu. Selama ini makhluk besi cerdas kita kenal dalam film-film, misalnya Andrew (Bicentennial Man) dan David (Artificial Intelligence karya Steven Spielberg).

Kini, sosok serupa Andrew dan David bukan lagi sekadar fantasi. Para peneliti University of Reading, Inggris, pertengahan Agustus lalu mengumumkan lahirnya Gordon. Ini dia robot yang mampu membuat keputusan sendiri layaknya manusia.

Menurut Profesor Kevin Warwick, ilmuwan senior di Reading, Gordon bisa jadi pintar berkat otak bionik atawa bioelektronik. Semua perilaku Gordon ”digerakkan” oleh biakan sel otak tikus pada sebuah ”piring” khusus bernama Micro-Electrode Arrays.

”Temuan ini membatu kita lebih mengerti cara kerja otak,” kata Warwick. Diharapkan riset ini bisa membantu para dokter memahami seluk-beluk penyakit yang menghajar otak, seperti parkinson, alzheimer, dan stroke.

Sepiring Otak

Sebuah robot yang sempurna dibayangkan punya kaki-tangan, bisa melihat, mendengar, seimbang, dinamis, dan yang paling sulit: bisa belajar dan memerintah diri sendiri. Inilah yang dilakukan oleh Gordon.

Enam puluh elektroda menerjemahkan sinyal dari otak ke perangkat elektronik robot dan sebaliknya.

Otak disimpan dalam wadah terpisah. Pada temperatur tertentu, sel-sel kelabu ini bisa hidup sampai sebulan.

Komunikasi antara unit otak dan robot melalui sinyal Bluetooth.

Sel otak tikus dibiakkan di sini.

Saat mendekati sebuah obyek, robot akan mengirimkan sinyal ke otak. Sebagai respons, otak memerintah robot membelokkan rodanya agar tidak menabrak.

Berawal dari Fiksi

1921
Karl Capek memperkenalkan istilah ”robot” dalam drama satire berjudul Rossums’s Universal Robots.

1940
Argonne National Laboratory, Oak, Amerika Serikat, mulai mengembangkan teknologi robot.

1980
Semakin banyak robot bergerak yang diciptakan, tapi ”otak”-nya masih sepenuhnya elektronik.

1980
Philip R. Kennedy dari Amerika menemukan elektroda neuron alias otak buatan. Ini mengawali era robot bionik.

2003
Peneliti Australia dan Amerika menciptakan robot pelukis berotak bionik, tapi masih bergantung pada perintah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus