Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan antariksa Jepang, JAXA, sedang mengamati asteroid Ryugu dengan satelit Hayabusa 2. Setelah menempuh 321,8 juta km dari Bumi, satelit tersebut mampu mendarat di atas asteroid Ryugu dengan metode yang unik.
Baca: Wahana Jepang Hayabusa 2 Mendarat di Asteroid untuk Ambil Sampel
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, ada tiga publikasi yang memberitakan hasil studi yang diperoleh Hayabusa2. Temuan pertama menggambarkan permukaan Ryugu, yaitu “pori-pori besar dan luas pada kedua asteroid tersebut, bagaikan tumpukan puing”, menurut Sei-Ichiro Watanabe dari Universitas Nagoya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu berarti asteroid tersebut terdiri dari kumpulan batu kecil yang dipengaruhi gravitasi dengan tingkat kohesi rendah dan porositas tertentu.
Dengan kata lain, permukaan yang dinamakan Otohime diduga terlepas dari Ryugu akibat gaya tarik gravitasi yang besar. Secara keseluruhan, semua asteroid memiliki “putarannya” sendiri, yang pernah diamati pada Bennu. Ilmuwan juga menemukan mineral tertentu pada permukaan Ryugu, tapi tidak banyak.
“Setelah kami amati, kami mendapati temuan yang menarik,” Ujar Seiji Sugita, peneliti dari Tokyo University dan Institut Teknologi Chiba, dan co-author, pada Science News.
“Hal terpenting dalam penelitian ini adalah ditemukan atau tidak kandungan air padanya. Ryugu diyakini memiliki cadangan air. Namun, Ryugu lebih kering dari yang diperkirakan.”
Ilmuwan menganalisa lebih jauh dengan membandingkan kedua penelitian untuk memahami Ryugu. “Asteroid muda seperti Ryugu diperkirakan terbentuk dari asteroid yang lebih tua akibat bencana besar dan akumulasi dari evolusi tata surya," ilmuwan melaporkan pada Science News. “Sepertinya Ryugu terbentuk dari puing yang berasal dari asteroid yang besar.”
Kumpulan informasi ini, tidak hanya formasi dan komposisi asteroid Ryugu. Kumpulan informai seperti ini juga efektif untuk asteroid Bennu. “Temuan pada Bennu dan Ryugu menyingkap misteri alam semesta yang harus kita pelajari," Sugita menambahkan.
PANJI MOULANA | DIGITAL TRENDS | SCIENCE NEWS