Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Setrum <font color=#FF9900>Kulit Pisang</font>

2 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELAIN untuk makanan ternak, kulit pisang bisa juga membasmi wereng dan hama. Zulfikar, mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, membuat sebuah alat pembasmi wereng berupa lampu bohlam yang energinya bersumber dari kulit pisang.

Prinsipnya seperti aki yang menghasilkan setrum karena diisi elektrolit. Nah, elektrolit bikinan Zulfikar berasal dari kulit pisang yang dipendam sepuluh hari. ”Idenya saya dapat setelah baca hasil uji coba seorang peneliti Jepang,” kata mahasiswa semester ketujuh ini. Penelitian itu menyebutkan bahwa benda-benda yang mengandung glukosa bisa menjadi sumber listrik.

Kulit pisang mengandung gula berupa asam asetat (CH3COOH) 18,5 persen. Asam asetat punya daya yang sama dengan asam sulfat (H2SO4) yang menjadi elektrolit aki konvensional. Dalam percobaan yang dilakukan Zulfikar di depan Tempo, pekan lalu, satu kilogram kulit pisang yang sudah dipendam sepuluh hari menghasilkan 100 mililiter asam asetat.

Asam asetat yang bercampur dengan ampas kulit pisang kemudian dialirkan ke bejana berisi lempengan seng (anoda) dan tembaga (katoda) yang tersambung ke sebuah bohlam 5 watt. Setelah menunggu beberapa detik, byar, lampu menyala selama 15 detik. ”Lama listrik bergantung pada jumlah asam asetat serta susunan seri katoda dan anoda,” kata Zulfikar.

Bersama dua temannya yang mengerjakan proyek ini, Zulfikar sedang merancang dan memodifikasi Ba-Na Gyzer agar energi listrik yang dihasilkan cairan kulit pisang bisa lebih tahan lama. Ba-Na Gyzer, yang menjadi juara pertama pekan inovasi di Kementerian Riset dan Teknologi bulan lalu, dibuat hanya bermodal Rp 220.500.


Nama: Ba-Na Gyzer (2009)
Pembuat: Zulfikar, Achmad Ferdiansyah, Hita Hamastuti
Institusi: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

ALAT DAN BAHAN
1 buah galon air mineral besar
1 buah galon air mineral kecil
1 buah bejana plastik
1 buah drum
5 meter pipa pralon (0,5 inci)
8 meter penyangga besi
4 buah valve (keran)
4 buah sambungan pipa L
1 buah pelat tembaga (10 x 10 cm)
1 buah pelat seng (10 x 10 cm)
3 meter kabel
1 buah lampu

CARA MEMBUAT

  1. Kulit pisang dihaluskan.
  2. Masukkan ke dalam galon yang berfungsi sebagai fermentor.
  3. Pendam kulit pisang selama 10 hari.
  4. Alirkan cairan itu ke sel Volta yang berisi pelat seng dan tembaga.
  5. Hidupkan saklar.
  6. Bubur kulit pisang yang tak menjadi asam asetat otomatis menjadi pupuk.

Fermentor
[Berfungsi memerah kulit pisang menjadi asam asetat]
Proses fermentasi dalam fermentor:

Sel Volta Pengubah energi kimia menjadi energi listrik secara reversible (bolak-balik). Di sini terjadi pelepasan ion positif dan negatif yang dilepas asam asetat. Pelepasan ion ini yang menjadikan lempeng seng dan tembaga mengalirkan listrik ke lampu.

Komposter
[Ampas bubur kulit pisang diolah menjadi pupuk dengan mencampurnya dengan tanah dan kapur]

Penangkap wereng

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus