Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science mengungkapkan bahwa air keran di beberapa rumah di Amerika Serikat mengandung bahan kimia beracun yang baru diidentifikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian ini menemukan bahwa produk sampingan dari bahan kimia yang digunakan untuk mendisinfeksi air, yang dikenal sebagai kloramin, mungkin hadir di sekitar sepertiga rumah tangga di AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mencari produk sampingan ini di 40 sampel dari 10 sistem air minum yang mengandung klorin di tujuh negara bagian AS. Kami menemukannya di semua sampel,” kata David Wahman, salah satu penulis studi dan insinyur lingkungan di Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), seperti dikutip dari Earth.com, Senin, 2 Desember 2024.
Bahan kimia yang disebut ‘anion kloronitramid’ ini terbentuk ketika kloramin terurai setelah digunakan untuk membunuh virus dan bakteri dalam sistem pengolahan air.
Kloramin, yang terbuat dari campuran klorin dan amonia, sering digunakan karena tidak menguap dengan cepat seperti klorin, memberikan perlindungan yang lebih tahan lama dalam menjaga kebersihan air.
Namun, pembentukan anion kloronitramid selama proses pengolahan ini memunculkan kekhawatiran, karena senyawa ini mungkin memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia.
David Reckhow, profesor penelitian di Universitas Massachusetts, Amherst, yang tidak terlibat dalam studi ini, menyebut itu sebagai molekul yang cukup kecil dan mungkin bisa masuk ke dalam sistem biologis dan sel. “Dan itu tetaplah molekul yang reaktif. Itulah hal-hal yang perlu kita khawatirkan,” katanya.
Penemuan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai apakah kloramin, yang sudah digunakan lebih dari seratus tahun untuk mendisinfeksi air, tetap merupakan pilihan yang aman dibandingkan dengan alternatifnya, klorin.
Beberapa studi sebelumnya telah menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara air yang didesinfeksi dan peningkatan terjadinya kanker. Meski begitu, hubungan antara senyawa baru ini dan masalah kesehatan masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Dengan hasil temuan ini, para ilmuwan mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi risiko kesehatan yang mungkin muncul seiring dengan paparan terhadap produk sampingan dari proses disinfeksi air.