Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Swiss Stonehenge 5.500 Tahun Ditemukan di Bawah Danau Constance

Media lokal melaporkan bahwa Swiss Stonehenge berada di bawah Danau Constance dan merupakan peninggalan Neolitik.

2 Oktober 2019 | 08.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Arkeolog mengklaim bahwa sejumlah batu buatan manusia misterius, disebut Swiss Stonehenge, terendam di bawah permukaan Danau Constance berusia 5.000 tahun. Kredit: CEN/TU Darmstadt

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para arkeolog mengklaim bahwa sejumlah batu buatan manusia misterius, disebut Swiss Stonehenge, terendam di bawah permukaan danau Eropa berusia 5.000 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Media lokal melaporkan bahwa Swiss Stonehenge berada di bawah Danau Constance dan merupakan peninggalan Neolitik, dengan ukuran lebar batu hingga sekitar 100 inci (254 sentimeter).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tumpukan batu buatan manusia itu ditemukan di sisi Swiss danau itu, yang merupakan perairan sekitar 207 mil persegi di perbatasan Swiss, Jerman dan Austria.

Setiap batu terletak dengan interval reguler sejajar dengan garis pantai Swiss.
Seorang juru bicara di Kantor Arkeologi Swiss Canton of Thurgau menggambarkan temuan itu 'sensasional' setelah melakukan penggalian dasar danau.

Para arkeolog mengklaim cara batu-batu ditempatkan menunjukkan bahwa batu-batu tersebut diletakkan oleh manusia dan bukan oleh alam.

Dengan menggunakan georadar bawah laut yang dikembangkan oleh Universitas Teknik Darmstadt di Jerman, tim ilmuwan berhasil mempelajari endapan danau dan endapan batu untuk mencari asal dan tujuan formasi.

Dengan bantuan getaran elektromagnetik frekuensi tinggi, lapisan dasar danau yang tersembunyi di sekitar struktur batu dipelajari.

"Jelas bahwa batu-batu dengan ukuran hingga 40 sentimeter berada di atas endapan danau berserat pasca glasial dan jelas di atas tepi atas dasar moraine," tulis Kantor Arkeologi.

"Jadi, sekarang terbukti secara ilmiah bahwa piramida itu tidak berasal secara alami dari gletser, tetapi ditumpuk oleh tangan manusia," lanjutnya.

Selain itu, juru bicara dari kantor Arkeologi tersebut mengungkapkan batu-batu tersebut ditempatkan di sana sekitar 5.500 tahun lalu. "Hal pertama yang dihasilkan dengan menggunakan penanggalan karbon menunjukkan bahwa batu-batu ditempatkan di sana pada periode Neolitik," katanya.

Pada bulan-bulan berikutnya, penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan dengan harapan menemukan lebih banyak tentang artefak yang akan dianalisis oleh tim peneliti internasional.

GALUH PUTRI RIYANTO | DAILYMAIL

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus