Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DOSEN Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung, Mahani, mengembangkan metode Rapid Split dalam budi daya lebah madu tanpa sengat (Trigona sp.). Teknik menukar kotak-kotak sebagai sarang buatan lebah ini dapat menggandakan koloni serangga itu dalam tempo 10-20 detik. Teknik ini dibuat agar peternak lebah tidak lagi mengambil koloni serangga itu dari hutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi daya lebah Trigona sebagai penghasil madu dan propolis banyak dikembangkan masyarakat karena memiliki potensi bisnis besar. Masalahnya, popularitas peternakan lebah mengancam kelangsungan habitat serangga itu di alam. Mengekstraksi populasi lebah dari alam liar secara masif untuk dijadikan bibit koloni peternakan akan mempercepat kepunahan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebah-lebah yang dipindahkan dari hutan ke peternakan pun tidak bisa bertahan hidup lama. Menurut Mahani, tingkat kematian koloni lebah Trigona mencapai 30 persen per tahun. “Tidak bisa bertahan di tempat budi daya,” kata Mahani pada Selasa, 28 Juli lalu.
Peralihan koloni lebah dari alam untuk dibudidayakan akan memicu pergeseran keseimbangan ekologis. Pengambilan koloni lebah secara besar-besaran untuk diternakkan juga mengundang predator dan kompetitor mereka. Meski lebah ini resistan terhadap penyakit, hidup mereka di peternakan malah lebih rentan. “Setelah lebah dibudidayakan, banyak laporan adanya penyakit. Masyarakat tidak siap,” ucap Mahani.
Ilustrasi: Djunaedi
Mahani mengembangkan metode Rapid Split, yang telah mendapatkan paten, sejak 2017. Proses penggandaan koloni (breeding) sebelumnya membutuhkan waktu hingga enam bulan. Awalnya Mahani mengembangkan metode ini untuk memanen propolis lebah. Riset yang dikerjakan di kebun peternakan lebah di kawasan Sindang Barang, Kota Bogor, Jawa Barat, itu kini ditujukan untuk membantu melestarikan populasi lebah di alam.
Mahani memakai material yang mengandung feromon lebah untuk membuat koloni lebah betah di sarang baru. Bahan yang kerap disebut parfum lebah itu terbuat dari kombinasi propolis yang bersih dari residu madu, bee pollen, dan cairan etanol. Racikan itu, menurut Mahani, bisa membuat lebah merasa kotak baru yang mereka huni adalah tempat tinggalnya. Tanpa olesan racikan itu, koloni lebah membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk beradaptasi dengan sarang baru mereka.
Periode pembentukan koloni baru di kotak anakan adalah fase kritis. Koloni baru masih rentan berpindah dari kotak tersebut. Proses adaptasi ini pun berisiko mengundang para predator lebah. “Kalau caranya benar, hasil penggandaan akan sukses 100 persen,” ujar penerima penghargaan inovator propolis dari Business Innovation Center Indonesia tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo