Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru tentang pusat kebudayaan Suku Maya--yang berusia 3.000 tahun--serta infrastrukturnya dipublikasikan di Jurnal Ancient Mesoamerica pada Desember lalu. Disebutkan, penelitian yang dilakukan tim antropolog dari Guatemala itu menggunakan teknologi penginderaan jauh dengan sensor sinar laser atau LiDAR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menggunakan teknologi seperti yang ada di kamera belakang varian Pro dari iPhone 12 ke atas itu, studi mampu mengungkapkan hampir 1.000 permukiman Maya kuno, termasuk 417 situs yang sebelumnya tidak dikenal. Dan ditemukan pula, masing-masing permukiman dihubungkan oleh apa yang diduga jaringan jalan raya pertama di dunia yang telah disembunyikan selama ribuan tahun oleh hutan lebat di Guatemala utara dan Meksiko selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semua struktur yang baru diidentifikasi tersebut bahkan diperkirakan telah dibangun berabad-abad sebelum kemunculan negara-kota Maya yang terbesar. Berarti, kemampuan tersebut mengantarkan pencapaian besar manusia dalam matematika dan menulis pada masa tersebut.
Teknologi LiDAR dalam riset oleh tim dari Guatemala itu digunakan dengan cara menerbangkan pesawat di atas lokasi penelitian. Pesawat kemudian menembakkan sinar laser ke dalam hutan lebat. Dengan cara tersebut, memungkinkan penelitinya mengupas vegetasi dan memetakan struktur kuno di bawahnya.
Menurut tim peneliti, di antara detail hasil yang terungkap adalah sistem "jalan raya atau jalan raya utama" yang sangat luas. Jalan tersebut memiliki panjang sekitar 177 kilometer--ini pun berdasarkan data yang baru terungkap sejauh ini. Lebar jalan hingga sekitar 40 meter dan posisinya dinaikkan dari permukaan tanah setinggi 5 meter.
Gambar ilustrasi artistik menunjukkan rekonstruksi kota Maya kuno yang terletak di area yang dikenal sebagai Mirador-Calakmul Karst Basin (MCKB) di Guatemala utara dan Campeche selatan, Meksiko. Gambaran ini didapat berdasarkan temuan dari penelitian menggunakan teknologi laser LiDAR oleh tujuh yayasan dan organisasi antropologi di Guatemala. FARES USA/Handout via REUTERS
Sebagai bagian dari studi Cuenca Karstica Mirador-Calakmul, yang membentang dari Hutan Peten di Guatemala utara hingga negara bagian Campeche di Meksiko selatan, para peneliti juga mengidentifikasi sejumlah struktur baru lainnya. Mereka adalah piramida, lapangan permainan bola ditambah rekayasa air yang signifikan, termasuk waduk, bendungan, dan saluran irigasi.
"Ini menunjukkan kompleksitas ekonomi, politik, dan sosial dari apa yang terjadi secara bersamaan di seluruh wilayah ini," kata peneliti utamanya Richard Hansen.
Penemuan infrastruktur terbaru dalam peradaban Maya ini diperkirakan berasal dari apa yang disebut era Maya pra-klasik pertengahan hingga akhir, sekitar 1.000-350 SM. Banyak permukiman saat itu diyakini dikendalikan oleh kota metropolis yang sekarang dikenal sebagai El Mirador.
Sekilas Teknologi LiDAR
LiDAR, atau deteksi dan jangkauan cahaya, adalah metode penginderaan jarak jauh populer yang digunakan untuk mengukur jarak yang tepat dari suatu objek di permukaan bumi. Meskipun sudah digunakan pertama kali pada 1960-an, ketika pemindai laser dipasang di pesawat, LiDAR tidak mendapatkan popularitas yang layak sampai 20 tahun kemudian.
Baru pada 1980-an setelah pengenalan GPS yang menjadi metode populer untuk menghitung pengukuran geospasial yang akurat, LiDAR mendapat tempat sebagai metode pengukuran. Sekarang cakupannya telah tersebar di berbagai bidang.
REUTERS, GEOSPATIAL WORLD
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.