Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Telkom University dan University of Wollongong (UOW) Australia membuat sistem pemantauan air laut untuk mitigasi banjir rob ke pemukiman warga yang dinamakan Tide-Eye. Rencananya, sistem itu akan diterapkan di tiga daerah di Jawa Tengah yang sering mengalami banjir rob, yaitu Pekalongan, Semarang, dan Demak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Teknologi tersebut memungkinkan pemantauan yang lebih akurat terhadap kenaikan permukaan air laut dan air di kawasan pemukiman, sehingga dapat memberikan peringatan dini yang lebih baik dan otomatisasi dalam pengendalian pompa,” kata ketua tim riset, Miftadi Sudjai, lewat keterangan tertulis, 3 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tide-Eye merupakan sistem yang mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT), drone, dan Artificial Intelligence (AI) untuk memantau banjir rob di wilayah pantai utara Jawa Tengah. Teknologi IoT pada sistem Tide-Eye digunakan untuk memantau ketinggian air laut dan air di area pemukiman yang memiliki kemampuan early warning system (EWS) terkait penyebaran banjir dan dampaknya. Sistemnya juga mengandalkan radar dan kamera sebagai perangkat IoT utama untuk mendeteksi perubahan level permukaan air laut dan di wilayah residensial.
Sebagai alat utama, radar akan berfungsi untuk mendeteksi permukaan laut, sementara kamera digunakan untuk memantau dan membaca skala ketinggian air di pemukiman secara berkelanjutan. Data yang diperoleh dari radar dan kamera akan diproses oleh sistem AI guna menentukan status darurat dan memberikan informasi peringatan dini.
Selain itu, sistem pada Tide-Eye juga menggunakan drone berkamera untuk mengumpulkan gambar dari daerah yang terkena banjir. AI akan digunakan untuk mengidentifikasi area banjir serta memperkirakan luas wilayah terdampak. Hasil pemantauan IoT Tide-Eye yang ditampilkan melalui dashboard monitoring, dapat membantu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan operasi penanganan banjir rob.
Sistem Tide-Eye dikembangkan oleh para dosen Fakultas Teknik Elektro Telkom University yaitu Miftadi Sudjai, Aloysius Adya Pramudita, Asep Suhendi, Mochammad Fahru Rizal, Marlindia Ike Sari, dan Erna Sri Sugesti. Mereka berkolaborasi dengan tim periset dari Pusat Unggulan IPTEKS Perguruan Tinggi Intelligent Sensing-IoT dan tim peneliti University of Wollongong Australia pimpinan Le Chung Tran.
Proyek ini juga melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik sebagai pihak penerima manfaat, dan PT. Hilmi Anugrah sebagai mitra lokal. Pendanaan Tide-Eye berasal dari Program Koneksi (Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia) 2023-2024.