Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Telkom University Bandung menerima 8.569 orang mahasiswa baru yang tersebar di 82 program studi. Direktur Akademik Telkom University, Parman Sukarno, mengatakan para peserta didik baru diserap oleh tujuh fakultas. “Sebaran daerah asalnya dari seluruh provinsi di Indonesia,” kata Parman usai sidang terbuka senat pelantikan mahasiswa baru Telkom University Bandung, Jumat, 13 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mayoritas mahasiswa baru berasal dari Pulau Jawa. Namun, menurut dia banyak juga pelajar yang merantau dari jauh, misalnya 61 orang dari Aceh dan 53 mahasiswa baru asal Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari ribuan mahasiswa baru, Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyerap peserta terbanyak, hingga 1.760 orang. Sebanyak 1.446 mahasiswa diterima di Fakultas Teknik Elektro, lalu 1.151 orang di Fakultas Rekayasa Industri. Ada juga 1.199 orang di Fakultas Informatika, 828 orang di Fakultas Komunikasi dan Ilmu Sosial, 1.110 di Fakultas Industri Kreatif, dan 1.075 di Fakultas Ilmu Terapan.
Parman juga menyebutkan soal Muhammad Farras Mumtaz, mahasiswa baru S1 Informatika yang usianya masih 15 tahun 8 bulan. Program sarjana Pendidikan Jarak Jauh Informatika di Telkom University Bandung juga diikuti Joko Indaryanto, mahasiswa baru berumur 48 tahun.
Mahasiswa termuda versi magister atau S2 di Telkom University datang dari program studi Ilmu Komunikasi, yaitu Aurelia Putri Tabina Salma yang sebulan lagi berumur 21 tahun. Sedangkan mahasiswa S3 termuda berusia 27 tahun, yakni Himawan Nurcahyanto pada program Teknik Elektro.
Rektor Telkom University, Adiwijaya, mengatakan jumlah mahasiswa baru di kampusnya mencapai 11.418 orang pada tahun ini. Selain dari kampus utama di Bandung, ada juga peserta didik dari Jakarta, Surabaya, dan terbaru di Purwokerto. Dia berpesan agar seluruh peserta tes masuk Telkom University yang lolos bisa merampungkan pendidikan dengan mulus.
“Ada mahasiswa yang drop out, mangkir, kena kasus krminal. Ini harus dihindari,” ujarnya.