Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Terbang Keliling Dunia Dengan Tenaga Surya

2 Februari 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesawat dengan rentang sayap 72 meter itu-lebih panjang daripada sayap Boeing 747-8I-berada di hanggar Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Rencananya, pesawat bertenaga surya ini bakal terbang keliling dunia mulai akhir Februari atau awal Maret nanti.

Bertrand Piccard dan Andre Borschberg, penggagas pesawat yang diberi nama Solar Impulse 2 ini, berharap penerbangan keliling dunia yang akan dilakukan bisa meningkatkan dukungan yang lebih besar untuk teknologi terbarukan. "Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi bersih dan energi terbarukan dapat mencapai hal yang mustahil," kata Piccard.

Ada 17 ribu sel surya yang dipasang di sayap pesawat. Pesawat single-seater yang terbuat dari serat karbon ini berbobot hanya 2.300 kilogram atau setara dengan berat rata-rata mobil. Sel surya itu memberi pasokan energi ke empat motor listrik, masing-masing 17,5 CV (capacitance voltage).

Pada siang hari, sel surya mengisi ulang baterai litium seberat 633 kilogram. Hal ini memungkinkan pesawat terbang pada malam hari dan itulah sebabnya mengapa pesawat ini memiliki jam terbang yang tak terbatas. "Kami berusaha memaksimalkan penggunaan setiap energi listrik dari matahari dan menyimpannya dalam baterai yang ada di pesawat," kata Piccard.

Pesawat Solar Impulse 2 rencananya akan diterbangkan keliling dunia selama 25 hari, melintasi 2 benua dan menjangkau 12 lokasi. Pesawat akan terbang sejauh 21.748 mil dengan kecepatan 30-60 mil per jam.

Meskipun bukan pesawat tenaga surya pertama, Solar Impulse 2 yang bebas emisi ini diklaim merupakan pesawat yang paling efisien dalam hal energi. Bahkan pesawat dapat terbang tanpa bahan bakar selama lima hari berturut-turut dan terbang pada malam hari. Ini sebuah prestasi yang tidak ada di pesawat lain.

Rute penerbangan akan dimulai dari Abu Dhabi kemudian mendarat di Muskat (Oman), Ahmedabad dan Varanasi (India), Mandalay (Myanmar), serta Chongqing dan Nanjing (Cina). Pesawat kemudian akan terbang melintasi Samudra Pasifik melalui Hawaii dan berhenti antara lain di Phoenix dan New York (Amerika Serikat). Terakhir, pesawat akan menyeberangi Atlantik kembali ke Abu Dhabi, dengan sebelumnya singgah di salah satu negara Eropa Selatan atau Afrika Utara.

Proyek pesawat ini dimulai 12 tahun lalu. Bertrand Piccard, yang sebenarnya dokter psikiater, mempunyai darah petualang. Sedangkan Andre Borschberg adalah insinyur lulusan Massachusetts Institute of Technology. Borschberg juga pilot pesawat tempur dan helikopter, yang kini menjadi CEO di perusahaan ini. Borschberg dalam tim ini memimpin 30 insinyur dan 25 teknisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus